PeduliLindungi Tak Bisa Dibaca di Saudi, RI Sinkronisasi dengan Tawakkalna

21 Oktober 2021 14:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jemaah umrah di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram awal September 2021. Foto: gph.gov.sa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jemaah umrah di sekitar Ka'bah di Masjidil Haram awal September 2021. Foto: gph.gov.sa
ADVERTISEMENT
Pemerintah hingga kini masih belum mendapatkan kepastian dari Arab Saudi kapan penyelenggaraan ibadah umrah bagi jemaah Indonesia dimulai. Salah satu yang masih dibahas adalah teknis pemakaian aplikasi PeduliLindungi untuk skrining dan sertifikat vaksin.
ADVERTISEMENT
Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Eko Hartono, menjelaskan aplikasi PeduliLindungi belum dapat dibaca oleh petugas di Saudi. Sebab, scan barcode yang tersedia untuk menampilkan sertifikat vaksin tidak bisa diakses oleh otoritas Saudi.
"Yang paling penting sekarang adalah bagaimana petugas Arab Saudi bisa membaca sertifikat vaksin kita. Ini yang belum bisa. Kita sudah coba di lapangan untuk mencocokan, memastikan barcode yang kita punya di PeduliLindungi bisa dibaca petugas Saudi, sampai sekarang enggak bisa. Tanpa dibaca itu enggak mungkin jemaah bisa masuk Masjidil Haram," jelas Eko dilihat dari YouTube FMB9ID_ IKP, Kamis (21/10).
Eko juga membeberkan kendala lain dari tidak bisa digunakannya aplikasi PeduliLindungi selama berada di Saudi. Dimulai dari jaringan internet hingga aplikasi yang tidak bisa diakses menggunakan nomor lokal di sana.
ADVERTISEMENT
"Ribet karena satu, internetnya gimana. Mungkin jaringan internet bermasalah, atau saat itu yang bersangkutan error HP-nya. Kedua, enggak semua jemaah melek gadget, artinya bisa mengoperasikan gadget dengan baik. Kita paham sebagian mereka sudah berumur, jadi bagaimana mungkin setiap saat mereka menunjukkan aplikasi tersebut ke petugas," tutur dia.
"Karena kalau dengan aplikasi PeduliLindungi itu hanya bisa dengan nomor lokal. Gimana jemaah kalau ke luar negeri kan enggak bisa akses dengan nomor kita di Indonesia. Semua kan pakai nomor lokal, ini juga ribet kan enggak semua pakai itu," imbuh dia.

Integrasi PeduliLindungi dengan Aplikasi Skrining Milik Saudi

Seorang warga membuka aplikasi PeduliLindungi pada gawai miliknya di Surabaya, Jawa Timur. Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Untuk mengatasi persoalan tersebut, saat ini pemerintah sedang menggodok sinkronisasi status kesehatan dan vaksinasi di PeduliLindungi, dengan aplikasi serupa buatan Saudi yakni Tawakkalna.
ADVERTISEMENT
"Kami bekerja sama dengan Pusdatin Kemenkes dan PT Telkom untuk pembahasan kemungkinan pembukaan data sertifikat vaksinasi COVID-19 pada aplikasi PeduliLindungi, yang nanti akan diintegrasikan dengan Tawakkalna," ungkap Direktur Bina Umrah dan Haji khusus Kemenag Nur Arifin.
Selain berkaitan dengan sertifikat vaksin, pihaknya juga sedang membahas data-data jemaah calon jemaah umrah yang tertunda keberangkatannya karena belum divaksinasi lengkap dua dosis.
Selain itu, Eko kembali menegaskan saat ini belum ada rencana pembukaan ibadah umrah bagi jemaah Indonesia. Masyarakat pun diminta untuk bersabar, dan meminta untuk melengkapi vaksinasi coronanya terlebih dahulu.
"Jadi jangan kemudian canggih-canggih [aplikasinya] tapi enggak bisa dibaca. Ini yang perlu kita perhatikan dan saya kira tim teknis sudah paham betul. Yang diperlukan bagaimana Saudi bisa membaca, toko-toko di sini bisa membaca," pungkas Eko.
ADVERTISEMENT
--------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews