Pelaku Wisata di Pati Protes Perpanjangan PPKM dengan Kibarkan Bendera Putih

22 Juli 2021 17:57 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku perjalanan wisata protes terkait perpanjangan PPKM di depan kantor Bupati Pati, Kamis (22/7). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku perjalanan wisata protes terkait perpanjangan PPKM di depan kantor Bupati Pati, Kamis (22/7). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pelaku perjalanan wisata di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, melakukan aksi protes terhadap kebijakan perpanjangan PPKM. Mereka menilai kebijakan itu tidak berpihak kepada keberlangsungan usaha tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka melakukan aksi dengan cara konvoi menggunakan bus sambil mengibarkan bendera putih. Sebanyak delapan bus keliling dari taman kota, alun-alun Pati, hingga berhenti di depan Kantor Bupati Pati.
Aksi itu diikuti Asita Pati Raya, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pati dan Pappari secara damai.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Kasiadi, mengatakan pihaknya mengibarkan bendera putih sebagai tanda pelaku wisata sudah menyerah dengan keadaan dan kebijakan pemerintah yang menutup destinasi wisata.
Pelaku perjalanan wisata protes terkait perpanjangan PPKM di depan kantor Bupati Pati, Kamis (22/7). Foto: Dok. Istimewa
"Aksi ini kita lakukan karena para pelaku pariwisata, kami-kami ini menyerah. Bendera Putih kita kibarkan. Jadi kita tidak sanggup lagi (dengan) kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini. Terutama PPKM dan perpanjangannya," ujar Kasiadi, Kamis (22/7).
Ia berharap aksi ini bisa menyentuh pemerintah hingga ada kebijakan yang tidak memberatkan pelaku pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Harapan kita setelah direalisasi PPKM ini pariwisata diperhatikan. Kita diberikan harapan untuk hidup. Karena selama ini kita benar-benar mati," imbuhnya.
Pihaknya meyakini pemerintah maupun pelaku usaha dapat mengatur cara agar tidak terjadi klaster dan kerumunan di destinasi wisata.
Pelaku perjalanan wisata protes terkait perpanjangan PPKM di depan kantor Bupati Pati, Kamis (22/7). Foto: Dok. Istimewa
"Memang di masa COVID-19 khawatir kerumunan tetapi saya kira bisa di-manage. Tolong kami diberikan harapan hidup. Kita diberikan jalan, jangan ditutup. Kalau ada syarat kita ikutin," tegasnya.
Ia menegaskan pihaknya akan melakukan aksi jika mulai 26 Juli tidak ada kelonggaran mobilitas masyarakat. "Ini aksi damai, kalau ndak ada kelonggaran nanti kami naikkan levelnya kayak PPKM," pungkasnya.