Pemakaman Pasien Corona di Jember Ditolak Warga, Lubang Kubur Bahkan Diuruk Lagi

29 September 2020 19:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemakaman jenazah seorang pasien COVID-19 berjenis kelamin perempuan di Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, yang ditolak warga. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pemakaman jenazah seorang pasien COVID-19 berjenis kelamin perempuan di Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, yang ditolak warga. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemakaman jenazah seorang pasien corona berjenis kelamin perempuan di Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji. Jember berlangsung ricuh pada Selasa (29/) sore.
ADVERTISEMENT
Warga terpengaruh hasutan sejumlah orang. Sehingga menolak jasad dikebumikan. Hal yang paling menjadi sorotan adalah masalah kedalaman lubang kuburan, sehingga mereka mengurug kembali sebelum jasad dimakamkan.
"Tadi ada oknum yang bicara tidak baik dengan bilang jika lubang makam kurang dalam. Akhirnya warga terprovokasi dan tidak terima," ungkap Tim Pemakaman TRC BPBD Jember Arief Junaidi.
Penutupan liang lahat merupakan puncak ketegangan. Sebelumnya, warga telah menyoal pemakaian peti jenazah yang dianggap tidak sesuai dengan keyakinan.
"Warga yang pro menerima pilihan keluarga jika pemakaman dengan protokol itu. Tapi, warga yang kontra ingin agar sesuai syariah Islam tanpa peti," kata Sutaman, warga setempat.
Beruntung pemakaman dapat berlangsung sesuai protokol COVID-19. Upaya persuasif dari Polsek dan Koramil setempat dapat meyakinkan warga sehingga tidak kembali berulah.
Pemakaman jenazah seorang pasien COVID-19 berjenis kelamin perempuan di Dusun Gumukbago, Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember, yang ditolak warga. Foto: Dok. Istimewa
Liang lahat yang semula diuruk, akhirnya digali lagi untuk memakamkan jenazah. Pemakaman juga menggunakan peti mati.
ADVERTISEMENT
Namun, permintaan dari keluarga adalah area kuburan dikelilingi kain hijau. Tujuannya, agar keluarga yang sedang berduka tidak langsung melihat proses pemakaman.
"Alhamdulillah, pemakaman secara protokol COVID-19 dapat berlangsung lancar. Dan setelah diberi pengertian bersama Muspika warga dapat menerima," terang Kapolsek Rambipuji AKP Hari Pamuji.
Warga maupun keluarga belakangan menyadari, karena dua kali tes usap pasien saat masih hidup menunjukkan hasil positif COVID-19.
Mengenai oknum yang memprovokasi warga, Hari menegaskan, pihaknya sudah tahu identitasnya. Tapi, tidak sampai dilakukan upaya hukum, karena situasi dapat terkendali.
"Tidak dilakukan pengamanan atau penangkapan, kita lakukan pendekatan secara persuasif. Kemudian pemberian pemahaman, akhirnya mau menyadari dan memahami," kata dia.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT