Pemasangan Lampu Smart System di Jakarta Klaim Akan Kalahkan Singapura

4 Juni 2018 20:24 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang kontrol di lampu LED SS di Dinas PE. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ruang kontrol di lampu LED SS di Dinas PE. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kadis Penerangan Kota Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Syamsul Bachri mengatakan, Jakarta akan menjadi kota dengan penerangan lampu LED terbesar di dunia. Menurut Syamsul, sebanyak 241 ribu titik lampu LED telah dipasang di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kita melakukan penggantian secara masif lampu konvensional menjadi lampu LED plus dengan smart system, bahkan mengalahkan Singapura," kata Syamsul dalam konferensi pers di kantor Dinas Perindustrian dan Energi, Jakarta, Senin (4/6).
Ia menyebut penggantian lampu konvensional menjadi lampu LED di Jakarta telah dilakukan secara bertahap sejak tahun 2016.
"Tahun 2016 DPE sudah melakukan penggantian lampu JPU smart system sebanyak 89.417 itu. Kita melakukan penggantian di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Utara," jelas Syamsul.
"Lalu masuk ke 2017 kita melakukan sekitar 95 ribu yang kan diperuntukkan untuk Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Lalu di 2018 ini kita akan melakukan penggantian sekitar 57 ribu," sambungnya.
Ia menyebut saat ini proses pemasangan lampu LED tinggal dua persen dari total yang telah dicapai sebesar 98 persen.
ADVERTISEMENT
"Lampu Smart System sekarang sudah 98 persen. Semua sudah tahu kita sudah pasang," kata Syamsul.
Menurut Syamsul, penggantian lampu konvensional menjadi lampu LED memberi sejumlah keuntungan seperti pengontrolan lampu, manakala mati.
"Filosofi awalnya jumlah eksistensi di Jakarta sangat banyak. Bisa dibayangkan kita harus merespons laporan (lampu mati) secara cepat untuk melakukan pelayanan, jauh lebih lama dengan menggunakan konvensional," terangnya.
Ia mengaku perbaikan lampu LED lebih cepat bandingkan lampu konvensional, yang membutuhkan berhari-hari.
"Dulu kita bisa sampai 1-3 melakukan perbaikan, sekarang 1x24 jam lampu LED bisa diperbaiki," jelasnya.
Selain itu, tagihan listrik dapat dihemat sebanyak 50 persen dibandingkan menggunakan lampu konvensional.
"Kita pembayaran JPU Rp 570 miliar per tahun, sekarang kini berharap dapat berkurang 50 persen per tahun. Sekarang kita (bisa) saving sekitar Rp 220 miliar per tahun. Itu beberapa hal kita melakukan penggantian lampu konvensional menjadi lED," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, penghematan itu tidak hanya dari lampu LED saja, melainkan dari sistem lampu LED yang dapat diredupkan jika tidak ada sejumlah aktivitas di wilayah tertentu.
"Kita sudah bisa melakukan peredupan di mana lokasi-lokasi aktivitas masyarakat tidak terlalau tinggi, di sana kan setelah pukul 00.00 WIB tidak banyak aktivitas kita lakukan peredupan dari pukul 00.00 WIB sampai 04.00 WIB pagi," ungkap Syamsul.
"Jadi melakukan penghematan tidak hanya teoritis melalui lampu, tapi juga melalui peredupan. Tidak hanya penghematan tapi juga keindahan di jalan-jalan," pungkasnya.