Pembantaian di Kamerun Tewaskan 22 Orang, Ibu Hamil dan Bocah Jadi Korban

17 Februari 2020 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi senjata SS1-V2. Foto: Dok. PT. Pindad (Persero)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi senjata SS1-V2. Foto: Dok. PT. Pindad (Persero)
ADVERTISEMENT
Pembantaian terjadi di sebuah desa di Kamerun pada Jumat (14/2) lalu. Sebanyak 14 dari 22 korban jiwa merupakan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Keterangan tersebut disampaikan Pejabat Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), James Nunan. Dia mengatakan, pembantaian itu dilakukan di wilayah berbahasa Inggris di Kamerun, Anglophone.
Menurut Nunan, lokasi kejadian tepatnya terletak di desa Ntumbo. Sehabis pembantaian, Nunan mengaku banyak menerima laporan dari saksi mata dan warga setempat.
"Korban jiwa pembantaian di Kamerun termasuk ibu hamil dan bocah," kata Nunan, seperti dikutip dari AFP, Senin (17/2).
Dia menambahkan, di antara korban tewas adalah 11 bocah perempuan.
Belum diketahui siapa pelaku pembantaian keji tersebut. Kelompok oposisi menuduh, pemerintah pusat Kamerun di balik tindakan berdarah itu.
Jika tuduhan itu benar, ini bukan kali pertama tentara pemerintah membunuh warga sipil. Sebelumnya pada 2018 lalu, militer Kamerun pernah menembaki dua orang ibu dan anak-anaknya. Insiden itu mengundang kemarahan warga setempat dan dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Merespons tudingan, militer Kamerun bersuara. Mereka membantah terlibat pembantaian.
Kamerun merupakan negara di Afrika yang menjadikan Prancis sebagai bahasa nasional. Selama tiga tahun belakangan, mereka berhadapan dengan pemberontakan dari kelompok berbahasa Inggris di Anglophone.
Konflik Anglophone menyebabkan 3.000 orang tewas. Sedangkan, 700 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.