news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemda DIY Pertimbangkan Setop PTM Usai Ditemukan Banyak Kasus Corona di Sekolah

26 November 2021 15:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelajar kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2021 di SMP N 11 Yogyakarta. Foto:  ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2021 di SMP N 11 Yogyakarta. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Pemda DIY mempertimbangkan menyetop pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Pertimbangan ini menyusul kasus COVID-19 yang yang banyak ditemukan di sekolah di DIY.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah ketemu dengan Pak Didik (Kepala Disdikpora DIY). Saya minta untuk bisa koordinasi dengan teman-teman kepala dinas di kabupaten," kata Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (26/11).
Pihaknya akan melakukan evaluasi dari mana kasus itu terjadi. Apakah ada kesalahan prosedur atau karena ada kelengahan.
"Atau kalau tidak bisa [diatasi], semua sudah kita lakukan tetapi masih ada penambahan, ya, sangat mungkin kita akan off lagi [PTM di sekolah]," katanya.
Aji tidak ingin kasus corona yang sebelumnya menular pada orang dewasa kemudian terjadi pada anak-anak. Terlebih saat ini akhir semester dan siswa akan memasuki masa libur. Sehingga jangan sampai setelah libur, anak-anak justru membawa virus corona ke sekolah.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Aji mengatakan untuk sekolah, prosedur ketat prokes sudah dijalankan. Sekolah pun telah meniadakan istirahat. Hanya saja aktivitas siswa di luar sekolah ini yang mungkin susah dikontrol.
ADVERTISEMENT
"Sudah tidak ada istirahat sebetulnya. Prosedur ini sudah seperti yang ditanyakan setelah dari sekolah bocah-bocah terus nang ndi [ke mana]?" katanya.
Oleh karena itu, lanjut Aji, sekolah akan melakukan sampling kepada orang tua seperti apakah siswa pulang tepat waktu atau tidak.
"Sangat mungkin dia dapat [tertular corona] dari dolan, kan, gitu. Nah, kalau seperti itu apa yang harus dilakukan. Sekolah sudah siap, rumah sudah siap, tapi anak-anak tidak pulang ini menjadi PR orang tua," ujarnya.
Dari data Pemda DIY, ada 46 siswa yang positif corona di Kabupaten Bantul dari hasil swab acak. Mereka terdiri dari 16 siswa SD sederajat, 17 siswa SMP sederajat, dan 13 siswa SMA sederajat.
Kemudian untuk Kabupaten Sleman, Balai Pendidikan Menengah (Balai Dikmen) Sleman mencatat ada 19 siswa SMA atau SMK dan 1 guru yang terpapar corona setelah dilakukan swab PCR massal.
ADVERTISEMENT
Kasus corona juga terjadi di Kabupaten Gunungkidul di SLB N 1 Gunungkidul terdapat 7 siswa positif corona dari hasil swab acak.
Beberapa waktu lalu, Kabupaten Kulon Progo juga menggelar swab PCR kepada sebanyak 2.221 siswa, 94 di antaranya atau sekitar empat persen dari total sampel dinyatakan positif COVID-19 atau corona.
"Kalau yang Kulon Progo sudah dulu, agak lama. Yang terbaru di Sleman dan Bantul," pungkasnya.