news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemda DIY soal Kerumunan Joget di Sleman City Hall: Bisa Ditutup

18 Juni 2021 19:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berjoget. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berjoget. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Kerumunan event joget-joget tanpa prokes di Sleman City Hall, Kabupaten Sleman, DIY, viral di media sosial. Belakangan diketahui, peristiwa yang terjadi pada Minggu (13/6) kemarin adalah acara kuliner dengan selingan dance competition.
ADVERTISEMENT
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyayangkan insiden kerumunan tersebut. Terlebih di Kabupaten Sleman kasus corona sedang sangat tinggi.
"Kalau sampai ada kerumunan seperti itu ya tentu dua hal pertama kita tidak ingin mereka menyelenggarakan. Yang kedua petugas semestinya juga bisa waspada," ujar Aji di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (18/6).
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Menurut Aji, ada dua kemungkinan kenapa kerumunan di Sleman City Hall ini terjadi, yakni lalainya manajemen mal atau penyelenggara acara. Jika memang terbukti pihak manajemen mal lalai, maka kata Aji, sanksi penutupan bisa diberikan.
"(Kalau) yang menyelenggarakan manajemen mal ya bisa ditutup. Karena manajemen mal bertanggung jawab atas itu," ujarnya.
"Tapi untuk memutuskan itu harus ada kajian dulu," katanya.
Menurutnya, bisa saja dalam izin acara, pihak penyelenggara berjanji taat prokes, akan tetapi saat pelaksanaannya justru terjadi kerumunan. Jika pihak penyelenggara yang salah, maka sanksi teguran hingga pencabutan izin usaha bisa diberikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu (salah) EO-nya ya sudah EO-nya bisa dicabut izinnya. Kan gitu. Diberi teguran, bahkan kalau itu membahayakan sekali bisa dicabut izinnya," ujarnya.
Petugas mengevakuasi warga yang positif corona di Ngrangsan, Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Atas kejadian itu, dia meminta seluruh mal di DIY lebih selektif dalam menyelenggarakan acara maupun memberi izin acara.
"Cuma kadang manajemen mal sudah buat pernyataan supaya tidak menimbulkan kerumunan dan lain-lain, tapi di dalam pelaksanaan ternyata di luar ketentuan," urainya.

Penjelasan Pihak Sleman City Hall

Pihak Sleman City Hall telah menjelaskan insiden kerumunan yang terjadi. Public Relations Sleman City Hall Uray Dewi dalam rilis resminya menjelaskan, event tersebut adalah Neocon Summer Festival, yaitu event kuliner dengan selingan dance competition.
Dijelaskan total jumlah peserta maksimal 20 grup, yang terdiri dari 4-6 orang dalan tiap grup. Acara digelar selama 4 hari dari pukul 17.00 WIB sampai 20.00 WIB dan diakhiri dengan malam final di hari Minggu (13/6) lalu.
ADVERTISEMENT
"Sehubungan dengan pemberitaan perihal video yang beredar, kondisi saat itu sekitar 30-40 orang yang berada di area depan panggung, sementara area lainnya dalam kondisi lengang, dengan antusiasme penonton maka terkesan terjadi kerumunan," jelas Uray dalam keterangannya.
Ia memastikan pihak penyelenggara telah mengimbau peserta maupun masyarakat yang datang untuk tetap disiplin prokes.
"Selama acara berlangsung, MC selalu rutin untuk mengingatkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer," ujarnya.
Sementara pihak mal sudah menerapkan serangkaian prokes. Pengunjung yang datang dan memasuki area mal wajib cuci tangan. Petugas juga melakukan skrining suhu tubuh serta menyemprotkan cairan handsanitizer.
Pengunjung selama di area mal juga wajib bermasker. Penyemprotan cairan disinfektan untuk mensterilkan area juga dilakukan rutin. Selain itu petugas selalu keliling mengingatkan pengunjung untuk taat prokes.
ADVERTISEMENT
"Setiap 4 jam sekali kami rutin membersihkan area dan permukaan yang sering disentuh oleh pengunjung. Di lokasi acara kami juga menyediakan area untuk mencuci tangan, handsanitizer, serta masker cadangan bagi para pengunjung, peserta, maupun panitia acara," jelasnya.
Uray menyebut kejadian ini akan menjadi pembelajaran pihaknya untuk selalu menjalankan prokes.
"Terkait pemberitaan yang saat ini berkaitan dengan Sleman City Hall, kami meyakini hal ini sebagai masukan agar kami menjadi lebih baik lagi dalam menjalankan protokol kesehatan ke depannya. Kami selalu kooperatif terhadap instruksi PPKM dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah, termasuk dalam event Neocon Summer Festival yang telah terselenggara," pungkasnya.