Pemerintah Akan Produksi 100 Ribu Rapid Test dan 50 Ribu PCR Akhir Mei

11 Mei 2020 12:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PCR yang dimiliki USU yang akan digunakan untuk memeriksa PDP COVID-19. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
PCR yang dimiliki USU yang akan digunakan untuk memeriksa PDP COVID-19. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, optimistis pemerintah bisa mencapai target 10 ribu tes terkait virus corona per hari. Untuk mewujudkannya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang memproduksi rapid test (metode sampel darah), menguji validasinya dan registrasi ke Kemenkes.
ADVERTISEMENT
"Rapid test sudah ada yang dalam tahap uji validasi dan registrasi di Kemenkes, sehingga ditargetkan akhir bulan ini untuk rapid test yang berbasis peptida sintesis ini bisa diproduksi 50 ribu-100 ribu unit," ujar Bambang dalam konferensi pers virtual, Senin (11/5).
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro di Kompleks Parlemen, Selasa (26/11). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Bambang menekankan kapasitas industri dari alat rapid test bisa mencapai 100 ribu unit per bulan. Selain itu, terdapat 3 jenis alat rapid test lainnya yang sedang dikembangkan dalam 1 hingga 2 bulan ke depan.
"Jadi diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk tes yang bersifat masif," tutur Bambang.
Rapid test digunakan sebagai pelacakan awal terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan orang-orang berisiko tinggi. Jika hasil reaktif COVID-19, mereka harus diuji kembali menggunakan metode swab dahak atau Polymerase chain reaction (PCR).
ADVERTISEMENT
Selain alat rapid test, pemerintah juga sedang menguji unit produksi PCR dalam negeri. Bambang menargetkan Indonesia bisa memproduksi hingga 50 ribu unit PCR.
"Yang berbasis PCR, kami juga laporkan tahapannya sudah dalam tahap validasi dan registrasi yang nantinya akhir bulan ini diharapkan bisa diproduksi sampai 50 ribu unit juga. Tentunya ini akan membantu upaya kita untuk lakukan tes PCR secara masif sesuai target bapak presiden, mencapai 10 ribu tes per hari," ungkap Bambang.
Sebelumnya, BPPT mengakui produksi alat tes PCR masih terkendala ketersediaan alat reagen yang masih harus impor. Oleh karena itu, BPPT mengembangkan tes alternatif lain selain rapid test dan PCR, yakni memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Petugas kesehatan menggunakan alat test virus corona, saat proses rapid test virus corona di Bogor, Selasa (7/4). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Selain itu, Kemenkes juga memodifikasi mesin Tuberkulosis-Tes Cepat Molekuler (TB-TCM) agar bisa mendeteksi corona melalui swab dahak. Metode TB-TCM juga sudah diakui dan dihitung dalam skala penghitungan nasional setara PCR.
ADVERTISEMENT
Hingga Minggu (10/5) pemerintah Indonesia telah memeriksa 158.273 spesimen. Rata-rata pemeriksaan sebanyak 5 ribu-7 ribu tes per hari. Total 14.032 orang dari tes PCR dan TB-TCM dinyatakan positif corona.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.