Pemerintah Inggris: Lockdown Mungkin Bisa Sampai 6 Bulan ke Depan

30 Maret 2020 12:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pejalan kaki mengenakan masker saat berjalan di London, Inggris. Foto: AFP/ISABEL INFANTES
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pejalan kaki mengenakan masker saat berjalan di London, Inggris. Foto: AFP/ISABEL INFANTES
ADVERTISEMENT
Masa-masa berat kini tengah dihadapi rakyat Inggris. Di tengah masa lockdown, dua simbol negara mereka dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Boris Johnson diketahui positif corona pada pekan lalu. Sebelumnya, Pangeran Charles telah terlebih dahulu terinfeksi virus asal Wuhan ini.
Hingga Senin (30/3), Inggris memiliki 19.784 kasus positif corona. Sementara, 1.231 orang dinyatakan meninggal dunia dan 151 sembuh.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Wamenkes Inggris Nadine Dorries, dan Pewaris Takhta Inggris Pangeran Charles. Foto: Reuters/Henry Nicholls, Simon Dawson dan Getty Images
Wakil Ketua Petugas Medis Jenny Harries mengatakan pemerintah akan meninjau kembali lockdown di Inggris yang sebelumnya ditetapkan selama tiga pekan sejak 23 Maret lalu.
Menurutnya, masih terlalu dini menilai apakah lockdown yang telah dilakukan membuahkan hasil.
“Saya pikir tiga pekan bisa dilakukan untuk meninjau kembali, dua atau tiga bulan untuk melihat apakah lockdown ini benar-benar berhasil. Menurut saya, idealnya adalah tiga sampai enam bulan,” ujar Harries dikutip Reuters, Senin (30/3).
Seorang pelari berlari melewati gubuk-gubuk pantai di tepi laut di Hove, Brighton, Inggris selatan. Foto: AFP/ Glyn KIRK
“Namun, untuk melihat kapan kami akan kembali ke kehidupan normal, kemungkinan bisa lebih dari enam bulan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, jika status lockdown diangkat terlalu cepat, bukan tak mungkin Inggris akan diserang oleh gelombang kedua virus corona.