Pemerintah Jepang Diminta Perpanjang Darurat Corona hingga 31 Mei 2021

6 Mei 2021 20:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejalan kaki yang mengenakan masker di tengah wabah virus corona, di Tokyo, Jepang. Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pejalan kaki yang mengenakan masker di tengah wabah virus corona, di Tokyo, Jepang. Foto: Kim Kyung-Hoon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Jepang diminta berbagai pihak untuk memperpanjang keadaan darurat COVID-19 di negaranya hingga 31 Mei mendatang. Hal ini dilakukan demi menekan laju infeksi corona.
ADVERTISEMENT
Jepang berharap, kebijakan keadaan darurat yang “singkat dan efektif” akan mampu menahan gelombang keempat pandemi virus corona hanya dalam kurun waktu tiga bulan, sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.
Dikutip dari Reuters, keadaan darurat yang berlangsung sejak 25 April lalu hingga Selasa (4/5) kemarin ternyata belum berhasil menahan penyebaran COVID-19.
Dengan memperpanjang kebijakan tersebut hingga 31 Mei, berarti, hanya akan ada jarak kurang dari 2 bulan hingga dimulainya Olimpiade.
Olimpiade Tokyo sendiri sudah ditunda selama setahun lamanya akibat pandemi virus corona melanda dunia sejak awal 2020.
Meski Jepang masih berurusan dengan pandemi yang tak kunjung usai, Jepang beserta Panitia Olimpiade Internasional (IOC) tetap bersikukuh untuk menggelar olimpiade di musim panas tersebut.
Bendera Jepang dikibarkan di sebelah bendera Olimpiade saat upacara untuk Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 di Athena, Kamis (19/3). Foto: Aris Messinis/Pool via AP
“Berdasarkan analisis dari berbagai sisi yang berbeda, hemat saya, kita perlu melakukan perpanjangan keadaan darurat,” ujar Gubernur Tokyo, Yuriko Koike.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintahannya akan mendiskusikan soal perpanjangan tersebut pada Jumat (7/5).
Diketahui, keadaan darurat yang kini tengah berlangsung adalah yang ketiga sejak awal mula pandemi menyerang Jepang. Kebijakan tersebut meliputi Prefektur Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo.
Beberapa prefektur lainnya yang memberlakukan kebijakan ‘quasi-darurat’ atau hampir darurat, yaitu Kanagawa, Chiba, dan Saitama, juga melirik adanya perpanjangan hingga akhir Mei.
Adanya mutasi-mutasi virus corona menyebabkan semakin banyaknya pasien usia muda yang terjangkit COVID-19.
Gubernur Koike pun menekankan kepada warganya untuk mengurangi mobilitas demi menahan penyebaran virus tersebut.
Dampak COVID-19 di Jepang memang tidak seburuk negara-negara lainnya di dunia, tetapi, program vaksinasi mereka terhitung lambat.
ADVERTISEMENT