Pemerintah Perlu Perhatikan Saran IDI soal Hapus Libur Akhir Tahun

1 Desember 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengatur lalu lintas kendaraan yang memadati ruas jalan jalur Wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/10). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengatur lalu lintas kendaraan yang memadati ruas jalan jalur Wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/10). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta Presiden Jokowi meniadakan libur akhir tahun karena kasus corona tengah meningkat. Menanggapi itu, anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay mengatakan pemerintah perlu memperhatikan permintaan IDI demi menekan virus corona.
ADVERTISEMENT
Sebab, kata dia, faktanya libur panjang membuat penularan virus corona meningkat. Saleh mengatakan masyarakat juga belum displin menjalankan protokol kesehatan.
"Saya setuju ya usulan dari IDI itu diperhatikan oleh pemerintah karena memang beberapa pengalaman terakhir ketika ada libur panjang dan juga cuti bersama seperti itu, ada banyak kelompok masyarakat kita yang kelihatannya acuh tak acuh terhadap protokol kesehatan," kata Saleh saat dihubungi, Selasa (1/12).
Poster edukasi tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan protokol kesehatan terpasang di dinding luar sel isolasi mandiri bagi warga binaan terkonfirmasi corona di Lapas Perempuan Pekanbaru. Foto: FB Anggoro/ANTARA FOTO
"Apalagi sekarang ini kan tingkat orang yang terpapar COVID-19 juga semakin banyak. Jadi sudah semestinya memang itu diperhatikan, kecuali kalau misalnya ada fakta ya ini tidak masalah gitu, ya itu baru bisa. Tapi ini kan memang jelas ada masalah di situ," sambungnya.
Saleh menyebut dengan adanya libur panjang membuat mobilisasi masyarakat meningkat. Menurutnya, hal itu memang perlu diwaspadai pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Yang jelas libur bersama yang terlalu lama itu bisa menyebabkan orang meninggalkan Jakarta dalam waktu yang lama juga, misal berapa hari. Jadi itu menurut saya yang penting untuk diwaspadai," ucap dia.
Plh Ketua Fraksi DPR PAN itu menuturkan saat ini pemerintah membutuhkan konsentrasi dalam menangani corona. Lagi pula, menurutnya, tak ada yang dirugikan apabila libur ditiadakan demi menekan penularan COVID-19.
Tenaga kesehatan memeriksa ambulans di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Rabu (16/9). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
"Dan lagian kalau pun misalnya kita tidak libur pada masa sekarang ini, saya kira tidak ada yang dirugikan. Malah justru efeknya bisa positif karena pasti akan ada kelompok-kelompok masyarakat kita yang akan lebih produktif bisa kerja di rumah atau melakukan hal positif lainnya," tandas Saleh.
Sebelumnya, Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih menyebut pencegahan corona dapat dilakukan dengan meniadakan libur panjang akhir tahun. Dia pun meminta pemerintah mempertimbangkan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sehingga untuk mencegah ke depan terjadi lonjakan yang besar, kami dari IDI memohon, sangat memohon ke pemerintah untuk mempertimbangkan, barangkali kebijakan libur bersama, cuti bersama ini, ditiadakan kalau bisa," tutur Daeng.
"Karena ini akan memicu kerumunan dan akan memicu lonjakan penularan di masyarakat," lanjutnya.