Pemerintah Tak Batasi WNA ke Indonesia, Tapi Harus Ada Sertifikat Sehat

4 Maret 2020 18:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam Seminar Publik Forum Kebijakan Ketenagakerjaan 2020 di Gedung Pakarti Center, Jakarta, Selasa (18/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam Seminar Publik Forum Kebijakan Ketenagakerjaan 2020 di Gedung Pakarti Center, Jakarta, Selasa (18/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memastikan pemerintah tak akan membatasi WNA yang masuk ke Indonesia terkait adanya virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, Moeldoko mengatakan, pemerintah akan memberikan syarat khusus bagi WNA yang berasal dari Iran, Italia, Jepang, dan Korea Selatan. Keempat negara itu merupakan episentrum baru virus corona.
Syarat khusus tersebut berupa sertifikat kesehatan dan travel story.
"Tadi protokol perlakuan di border. Tadi juga imigrasi juga sudah kita tekankan bagimana perlakuan-perlakuan terhadap 4 negara setelah China, episentrum baru. Satu yang paling pasti ada sertifikat healthy, travel stroynya kira-kira," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3).
Petugas menggunakan thermal scanner memeriksa suhu tubuh penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (2/3). Foto: Dok. Angkasa Pura II
Moeldoko menjelaskan, sertifikat kesehatan harus dikeluarkan otoritas setempat. Namun, ia masih belum bisa menjelaskan secara rinci soal penerbitan sertifikat itu karena kebijakan tersebut masih dalam pembahasan.
"Aku kurang ngerti secara pastinya. Tetapi ada pernyataan dari otoritas kesehatan bahwa yang bersangkutan tidak dalam keadaan sakit selama kurun waktu sekian hari," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk travel story, nantinya akan melihat paspor yang bersangkutan untuk mengetahui rute perjalanannya sebelum sampai ke Indonesia.
Petugas mengecek penumpang menggunakan Thermal Scanner di Bandara Soekarno Hatta Terminal 3 CGK. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Kalau travel story sejarah perjalanan mereka. Karena kita ada survei tracking, kan ngikutin ini. Seperti korban itu kan berhubungan orang Jepang. Orang Jepang ini kan sebelumnya ditracking dulu. Story travelnya itu seperti apa itu diikutin terus," jelasnya.
"Nanti pengaruhnya kepada kanan kirinya seperti apa, survey trackingnya seperti apa," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah masih mengkaji pembatasan WNA masuk ke Indonesia. Kemungkinan Indonesia akan membatasi WNA dari Korea Selatan, Jepang, Italia, dan Iran.
"4 negara tapi masih kemungkinan. Korea, Jepang, Italia sama Iran," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3).
ADVERTISEMENT