Pemerintah Ungkap Data Ancaman dan Tes Corona Per Wilayah Senin 15 Juni

14 Juni 2020 10:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengenakan batik bermotif corona. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Juru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, mengenakan batik bermotif corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gugus Tugas mengakui hingga hari ini data COVID-19 dari daerah belum diberikan secara real time. Juga soal jumlah tes per daerah yang tidak merata di 34 provinsi.
ADVERTISEMENT
Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto sebelumnya menegaskan kebutuhan tes melalui metode swab berbeda-beda. Tergantung dengan karakteristik wilayahnya.
"Kita lihat bahwa kalau dihitung jumlah orang yang dites, kalau kita hitung angka nasional per 1 juta penduduk sedikit nilainya. Namun kita paham tiap daerah memiliki ancaman epidemiologi berbeda," kata Yuri dalam konferensi pers, Jumat (12/6).
"Negara kita kepulauan, lebih dari 17 ribu pulau, selat dan laut, jadi barrier terkait risiko ancaman pandemi, oleh karena itu enggak memiliki ancaman yang sama dari 1 pulau ke pulau lain," lanjut Yuri.
Hingga saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan masih memetakan bagaimana ancaman corona per wilayah. Hal ini penting untuk mengetahui seberapa banyak tes corona yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
"Pusdatin Kemenkes masih memetakan datanya. Jadi kami belum dapat. Mereka menjanjikan Senin (15/6) ini sudah bisa diberikan," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 Dewi Nur Aisyah saat dikonfirmasi, Minggu (14/6).
dr Dewi Nur Aisyah Foto: BNPB
Terkait hal ini,Ketua Gugus Tugas Letjen Doni Monardo sebelumnya juga sempat menyinggung hal ini. Menurutnya, sinkronisasi data daerah dan pusat masih terus diperbaiki.
"Jadi data-data ini masih dalam proses, resminya nanti baru diumumkan Senin karena banyak data yang diinput daerah tidak sesuai. Karena mungkin petugas adminnya belum memahami masalah," jelas Kepala BNPB itu dalam rapat virtual dengan DPR, Kamis (11/6).
"Tapi kami akan berusaha sebelum dikeluarkan datanya kami cek ulang," sambungnya.
Apabila dihitung perbandingan 1 per 1 juta populasi, maka tes di Indonesia sangat rendah. Berada di kisaran 1.800 per 1 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
Apalagi kalau dibandingkan dengan negara-negara yang sejauh ini dianggap sukses menanggulangi COVID-19 seperti Korea Selatan, Malaysia atau Vietnam. Namun, menurut Yurianto, kita tidak bisa membandingkan situasi di Indonesia dengan negara-negara tersebut.
"Dari jumlah spesimen, kita lihat bahwa kalau dihitung jumlah orang yang dites angka nasional per 1 juta penduduk sedikit nilainya. Namun kita paham tiap daerah memiliki ancaman epidemiologi berbeda. Negara kita kepulauan," ungkap Yurianto di Graha BNPB, Jumat (12/6).
Dengan memiliki lebih dari 17.000 lebih pulau, selat, dan laut. Jadi tiap titik tak bisa disamakan. "Kalau dianalogikan dengan Pemda DKI kita lihat per 1 juta penduduk DKI pemeriksaan 17.954 orang," sambungnya.
Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru di halaman Laboratorium Kesehataan Daerah (LABKESDA) Kota Tangerang, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
***
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.