Pemkab Sleman Dirikan Bilik Ayah Bunda di Tempat Pengungsian Gunung Merapi

30 November 2020 21:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bilik asmara atau bilik Ayah Bunda yang didirikan di selatan barak pengungsian Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bilik asmara atau bilik Ayah Bunda yang didirikan di selatan barak pengungsian Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah bilik asmara yang disebut bilik ayah bunda didirikan di barak pengungsian Gunung Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.
ADVERTISEMENT
Bilik berukuran 3x3 meter itu berfungsi sebagai tempat memadu kasih pasangan suami istri.
Bilik asmara itu sudah ada di sekitar barak pengungsian sejak Jumat (27/11) lalu. Bilik itu dibangun Dinas Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas P3AP2KB Sleman, Mafilindati Nuraini, menjelaskan keberadaan bilik itu sesuai instruksi Gubernur DIY Sultan HB X saat peninjauan barak beberapa waktu lalu.
"Kami Dinas P3AP2KB menyiapkan itu. Itu kan waktu Bapak Gubernur sudah pangandikan (berbicara) perlu menyiapkan bilik untuk pasangan suami istri waktu itu," kata Linda sapaan akrab Mafilindati saat dihubungi awak media, Senin (30/11).
"Lha itu tupoksinya kan di dinas kami. Kami jadi menyiapkan satu bilik untuk ayah bunda," tambah dia.
Bilik asmara atau bilik Ayah Bunda yang didirikan di selatan barak pengungsian Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman. Foto: Dok. Istimewa
Dia menjelaskan, bahwa bilik itu sebagai persiapan apabila nantinya warga mengungsi dalam waktu yang lama.
ADVERTISEMENT
"Berikan sarana untuk dimungkinkan pasangan suami istri di pengungsian kita siapkan bilik itu," katanya.
Sejumlah fasilitas bisa didapati di bilik itu seperti bantal kasur dengan tikar hingga cermin. Selain itu demi memperindah bilik, pagar dihiasi wallpaper bermotif bunga, pepohonan dan pemandangan tebing yang dilapisi kain untuk peredam suara.
Linda menuturkan, pengguna bilik ini wajib pasangan suami istri sah. Dia sudah membuat juknis di mana pasangan suami istri yang hendak menggunakan fasilitas itu untuk melapor ke petugas keamanan.
"Sudah ada juknis. Jadi harus dipastikan yang memakai itu pasutri sah yang ada di barak pengungsian. Nanti ada buku ditulis siapa penggunanya. Jadi bertanggung jawab peralatan di situ tetap bersih," katanya.
Bilik asmara atau bilik Ayah Bunda yang didirikan di selatan barak pengungsian Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman. Foto: Dok. Istimewa
Ketika disinggung soal mayoritas pengungsi adalah kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, difabel, balita, dan anak-anak, Linda menjelaskan bahwa bilik itu tidak harus langsung digunakan.
ADVERTISEMENT
Sebab bilik itu sebagai antisipasi jika warga mengungsi dalam waktu lama, termasuk kemungkinan pengungsi dewasa bertambah.
"Kita antisipasi, menyiapkan. Kan kita tahu segala sesuatunya mau berakhir kapan, statusnya. Tempat untuk pasutri apabila dibutuhkan, ada tempat yang representatif, aman, safety, begitu untuk sisi-sisi kemanusiaan," katanya.
Lebih lanjut, mengenai jangkauan dari anak-anak, Linda mengatakan pihaknya akan membuat garis pembatas. Dia mengakui saat ini proses pembuatan bilik itu belum rampung seutuhnya.
"Itu belum rampung, kami akan ada pagar pengaman seperti garis begitu," katanya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: