Pemprov Aceh Minta Pasien Corona yang Sembuh Jadi Relawan Pencegahan COVID-19

6 Agustus 2020 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang menggunakan masker berjalan di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang menggunakan masker berjalan di Stasiun Depok, Depok, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Penyebaran COVID-19 di Aceh semakin meluas, kian hari warga terpapar virus terus bertambah. Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, saat ini hanya tersisa Pidie Jaya dan Aceh Singkil yang nol kasus pasien positif corona.
ADVERTISEMENT
Dampak dari melonjaknya kasus di Aceh, ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin penuh. Bahkan beberapa puskesmas dan rumah sakit umum di daerah juga mulai ditutup untuk sementara waktu.
Kondisi terakhir per Rabu (5/8), pasien positif corona di Aceh bertambah 43 orang. Secara kumulatif jumlah pasien positif COVID-19 sebanyak 483 orang, 324 di antaranya dalam perawatan, 141 sudah sembuh, dan 18 meninggal dunia.
Juru bicara Penanganan COVID-19 Pemprov Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan pada umumnya penambahan kasus-kasus terbaru di Aceh ialah orang yang kontak erat dengan pasien positif.
Untuk menekan angka penyebaran itu, Saifullah meminta pasien COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh bersedia menjadi relawan. Saifullah meminta pasien corona yang sembuh untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan keluarganya mengenai protokol kesehatan.
Juru Bicara COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdul Gani Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
“Pasien COVID-19 yang sembuh hendaknya mau menjadi relawan pencerahan bagi keluarga dan masyarakat tentang virus corona. Sehingga semuanya bisa sadar karena tindakan pencegahan tetap lebih baik daripada sakit dan dirawat di ruangan isolasi rumah sakit,” ujar Saifullah pada Kamis (6/8).
ADVERTISEMENT
Menurut Saifullah, trend peningkatan kasus COVID-19 di Aceh sejak 15 Juli silam perlu diantisipasi sejak dini. Sebab, ruang perawatan yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum virus asal Kota Wuhan, Tiongkok, menjangkau Aceh, nyaris terisi penuh dengan pasien.
Jumlah pasien sudah mendekati ambang batas daya tampung ruangan yang tersedia, Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) berkapasitas 6 kamar (6 bed) sedang penuh, ruang Pinere I berjumlah 18 tempat tidur juga penuh.
Begitu juga ruang isolasi Pinere II nyaris penuh dengan pasien COVID-19. Sedangkan Pinere III dan Pinere IV, sedang dalam proses renovasi. Sementara itu, tenaga medis yang terinfeksi virus corona kini diisolasi di Asrama Haji Aceh.
“Kita berharap tidak terjadi lonjakan kasus baru yang drastis, sehingga rumah singgah dua lantai itu tetap berfungsi seperti saat ini,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saifullah memohon masyarakat tidak abai terhadap protokol kesehatan, satu-satunya cara agar tidak terpaparnya virus corona adalah dengan menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan disiplin menjaga diri.
“Kita harus saling mengingatkan terus-menerus, karena korban COVID-19 terus bertambah di Aceh,” ucapnya.
Lab Pemeriksaan Swab Corona Mandiri di Aceh Foto: Zuhri Noviandi/kumparan

8 Dari 10 Warga Aceh Belum Percaya Corona

Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Azharuddin, mengatakan dalam melawan pandemi COVID-19, semua pihak diminta tidak boleh menyepelekan virus corona apalagi tidak mempercayainya.
“8 dari 10 warga Indonesia khususnya Aceh masih belum percaya dengan COVID-19, jadi ini menjadi tantangan besar juga bagi kita untuk terus ingatkan kepada masyarakat bahwa virus itu nyata adanya,” tegas Azharuddin.
Dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi pandemi virus corona, RSUDZA telah telah menyediakan ruangan tambahan untuk pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
“RSUZA sudah melakukan upaya maksimal dengan meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan untuk pasien COVID-19,” ungkap Azhar.