Pemprov Bali Setuju Usul Susi soal Harga PCR Turun: Rp 275 Ribu Logis
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Aturan ini jelas bakal mengurangi jumlah wisatawan ke Bali yang mayoritas menggunakan pesawat. Ketua DPR, Puan Maharani, meminta pemerintah menurunkan harga PCR. Susi mendukung Puan dan mengusulkan harga PCR maksimal Rp 275 ribu dari sebelumnya Rp 495 ribu.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa, menilai usulan harga PCR yang disampaikan Susi masuk akal. Hal ini untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan domestik ke Pulau Dewata.
"Rasanya Rp 275 ribu untuk PCR logis. Tentu kalau bisa lebih murah lagi lebih baik," kata Astawa saat dihubungi, Sabtu (23/10).
Ia mengatakan, selama pandemi COVID-19, jenis wisatawan domestik ke Bali didominasi keluarga dan kelompok. Pemerintah yang memperketat syarat terbang dengan PCR membuat wisatawan domestik mengurungkan niat ke Bali.
Apabila harga PCR diturunkan, wisatawan domestik bisa menekan pengeluaran dan tetap berminat berwisata ke Bali.
ADVERTISEMENT
"Kalau biaya antigen dibandingkan PCR sekitar Rp 400 ribuan, kalau yang berlibur family tentu biaya akan menjadi tambah besar. Namun kalau bisa diturunkan biayanya, wisdom semakin berminat berkunjung," kata dia.
Sekretaris Satgas COVID-19 Bali, Made Rentin, memperkirakan syarat PCR membuat wisatawan domestik akan beralih menggunakan transportasi darat dan laut.
"Sebelum [syarat] PCR rata-rata 9-10 ribu per hari melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Ketika ada peralihan kebijakan dari antigen ke PCR, Satgas mengantisipasi pergerakan wisatawan domestik justru beralih ke perjalanan yang menggunakan moda transportasi darat dan laut di Pelabuhan Gilimanuk," ucapnya.
Rentin mengatakan, Pemprov Bali sempat memohon kepada pemerintah pusat agar syarat terbang ke Pulau Dewata tetap menggunakan rapid test antigen. Namun, permohonan tersebut belum direstui.
ADVERTISEMENT
"Bali khususnya yang kemarin sempat menyampaikan aspirasi, jika dibolehkan tetap menggunakan antigen karena capaian vaksinasi kita sudah cukup relatif tinggi bahkan mendekati 100% untuk vaksinasi pertama, aspirasi yang kita sampaikan belum bisa dikabulkan," ucapnya.
Made Rentin pun setuju apabila harga PCR diturunkan. Namun, ia menegaskan, Pemprov Bali mengikuti aturan pemerintah pusat.