Pemprov DKI Diminta Cek Pengendalian Banjir dan Antisipasi Pengungsi Saat Corona

21 Januari 2021 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret udara banjir merendam kawasan Kampung Pulo di Jakarta, Kamis (2/1/2020). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Potret udara banjir merendam kawasan Kampung Pulo di Jakarta, Kamis (2/1/2020). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Musim penghujan mulai melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya. Potensi banjir pun membayangi. Atas kondisi ini, Pemprov DKI Jakarta diminta untuk mengecek seluruh sistem pengendalian banjir.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan langsung anggota Komisi D DPRD DKI Fraksi PKS, Dedi Supriadi.
"Hal yang sudah dilakukan untuk mengendalikan banjir mesti dicek, diintensifkan dan juga mitigasi bencana diperkuat," ujar Dedi, Kamis (21/1).
Dia meminta Pemprov DKI lebih proaktif dan antisipatif menghadapi potensi curah hujan tinggi. Setidaknya ada 4 hal yang menurutnya harus dilakukan Pemprov DKI. Pertama, memastikan seluruh pompa, khususnya di daerah rawan banjir, berfungsi dengan baik.
Petugas Sudin Tata Air menggunakan alat berat melakukan pengerukan lumpur di Setu Babakan, Jakarta, Minggu (25/10). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Kedua, memeriksa sistem polder, khususnya tanggul dan kolam retensi, di kawasan utara Jakarta. Juga setu dan waduk-waduk perlu diperiksa untuk memastikan daya tampungnya cukup optimal.
"Selain itu pengerukan danau, setu, sungai dan kali serta pengangkutan lumpur di gorong-gorong masih tetap harus dilakukan," jelas Dedi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Pemprov DKI harus memastikan peralatan untuk memantau curah hujan dan pergerakan ketinggian air pada titik-titik pusat aliran air berfungsi. Misalnya di wilayah perbatasan dengan Jawa Barat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta. Foto: Instagram/ @aniesbaswedan
Keempat, mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir yang menyebabkan warga harus mengungsi saat kondisi pandemi virus corona masih tinggi.
Menurut Dedi, kondisi ini perlu menjadi perhatian ekstra dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
"Perlu diantisipasi jangan sampai tempat pengungsian korban banjir menjadi klaster penularan COVID-19," tuturnya.
Berdasarkan peringatan dini BMKG, wilayah Jakarta dan sekitarnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.