Pemprov Jateng Optimalkan Pertanian Sorgum di Wonogiri

21 September 2022 19:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani komoditas sorgum di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Petani komoditas sorgum di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemprov Jawa Tengah mengoptimalkan pertanian sorgum di Kabupaten Wonogiri. Di antaranya dengan memberikan bantuan pengembangan budidaya tanaman sorgum di Kecamatan Wuryantoro, sehingga makin berkembang.
ADVERTISEMENT
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Wuryantoro, Sugeng Hariyadi, mengatakan bantuan yang diterima petani untuk penanaman sorgum di tiga desa di areal lahan seluas 50 hektar.
"Dari 50 hektar ini sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa benih per hektar 10 kilogram, sehingga ada 500 kilogram benih. Selain benih juga mendapatkan bantuan pupuk NPK dengan jumlah per hektar sekitar 1 kuintal, totalnya 5 ton untuk mendukung tanaman sorgum," kata Sugeng di salah satu lahan sorgum di Mojopuro, Kecamatan Wuryantoro, Rabu (21/9/2022).
Petani komoditas sorgum di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, sorgum di wilayahnya sangat cocok dikembangkan. Dari pengalaman tahun lalu, produk sorgum bisa mencapai 4-5 ton per hektar. Maka tidak heran jika sampai saat ini sorgum di wilayah Wuryantoro masih disenangi petani sebagai komoditas pertanian. Mengingat dari hasil produksinya, mampu mengangkat perekonomian masyarakat setempat
ADVERTISEMENT
"Alhamdulilah, bisa mengangkat perekonomian masyarakat di Wuryantoro," tutur kilogram.
Tidak hanya itu, pria asli Kediri, Jawa Timur ini, penanaman sorgum juga mampu mengurangi lahan tidur di masyarakat. Sebab tanaman sorgum mudah ditanam di mana saja.
"Dua tahun yang lalu bisa maksimal (hasilnya), bisa mencapai 150 hektar di Kecamatan Wuryantoro. Mungkin kalau diberdayakan, mungkin tahun yang akan datang bisa lebih dari 150 hektar," imbuhnya.
Petani komoditas sorgum di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, Ketua Kelompok Petani Widodo II Mojopuro, Sugimin, mewakili petani sorgum telah mendapatkan bantuan untuk penamanannya.
"Kami juga menerima bantuan pupuk, itu semua sudah kami sampakan ke petani. Hasilnya sudah ada yang sudah panen. Yang sudah panen dijual ke pengepul," kata Sugimin di Mojopuro.
Menurut Ketua Gapoktan Rahayu Widodo Kelurahan Mojopuro, Surono, perbandingan antara tanaman sorgum dan jagung di wilayahnya saat ini lebih menguntungkan sorgum. "Di antaranya karena di sorgum tidak membutuhkan air yang banyak, biaya operasional lebih rendah," jelas Surono.
Petani komoditas sorgum di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Harga sorgum saat ini Rp 4.500 per kilogram, sedangkan jagung Rp 4.100-4.200 per kilogram. Diakuinya hasil untuk tonase jagung lebih tinggi namun biaya operasionalnya juga lebih tinggi, sebab pemupukan dan pengairannya lebih banyak. Sedangkan sorgum, biaya pemupukan dan operasionalnya rendah.
ADVERTISEMENT
"Sorgum, petani belum tentu menggunakan pencabutan rumput. Untuk jagung wajib. Sehingga biaya operasional lebih tinggi jagung. Hasil sorgum rata rata per hektera 5 ton, jagung 7-8 ton cuma biaya operasional sorgum rendah yaitu di kisaran Rp 2-5 juta, jagung 8-10 juta per Ha. hitungan petani dengan biaya rendah, petani milih jagung," ucapnya.
Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng memberi bantuan berupa benih sorgum 500 kilogram dan pupuk NPK nonsubsidi 5 ribu kilogram di Kecamatan Wuryantoro. Bantuan itu untuk 50 hektar lahan sorgum.