Pemprov soal Posisi DKI Kota Termacet Dunia Turun: Capaian Luar Biasa

4 Februari 2020 0:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemacetan di Jalan dr. Satrio, Karet, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kemacetan di Jalan dr. Satrio, Karet, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga pengukur tingkat kemacetan di kota-kota besar dunia, TomTom Traffic Index, menempatkan Jakarta di peringkat 10 sebagai kota termacet di dunia tahun 2019. Meski peringkat di tahun kemarin menurun 3 peringkat, nyatanya tingkat kemacetan Jakarta masih stagnan di angka 53 persen.
ADVERTISEMENT
Menanggapi turunnya macet Jakarta, Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut tidak naik atau turunnya angka kemacetan ini maka artinya tak ada permasalahan di Jakarta. Sebab, jika melihat pertumbuhan kendaraan Jakarta yang meningkat 10 persen setiap tahunnya, ia menilai semestinya kemacetan juga bertambah.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
“Jakarta dengan pertumbuhan, penambahan kendaraan per tahun 10 persen, kemudian perilaku masyarakat yang kita edukasi sosialisasi dan untuk bisa mempertahankan secara masif kecepatannya. Artinya 53 persen ini suatu capaian luar biasa justru,” kata Syafrin di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (3/2).
Salah satu yang dianggapnya berhasil menekan angka kemacetan di Jakarta yakni perluasan sistem ganjil genap.
Ia menuturkan, semula laju kecepatan kendaraan hanya 25 km/jam, dan kini menjadi 33 km/jam. Menurutnya, tanpa ada langkah-langkah yang dilakukan Pemprov DKI, maka kemacetan bisa saja bertambah.
Kemacetan di sepanjang Jalan Sudirman hingga Thamrin. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
“Artinya, masalahnya itu bertambah persoalannya semakin rumit. Ditambah dengan pembangunan infrastruktur yang masif, tetapi kita tetap mempertahankan kinerja lalu lintas dengan baik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Syafrin mengungkapkan pihaknya akan mempelajari metodologi yang digunakan TomTom dalam mengukur kemacetan di kota-kota di seluruh dunia.
“Tentu saya akan coba pelajari terkait dengan metodologi TomTom yang mereka gunakan seperti apa, kemudian kita coba diskusikan,” tutupnya.
Setiap tahunnya, lembaga survei TomTom Traffic Index selalu merilis daftar tingkat kemacetan kota-kota besar di dunia. Dalam peringkat terbarunya, Jakarta menduduki posisi 10 sebagai kota termacet di dunia atau turun 3 tingkat dari tahun sebelumnya.
Peringkat kota termacet di dunia versi TomTom Traffic Index. Foto: Dok. TomTom Traffic Index
Dalam surveinya, TomTom melibatkan setidaknya 416 kota dari 57 negara yang tersebar di enam benua. Peringkat Jakarta turun dari tahun 2018, yang berada di peringkat 7 dengan tingkat kemacetan 53 persen. Sedangkan di tahun 2017, Jakarta berada di peringkat 4 dengan 61 persen.
ADVERTISEMENT