Penculikan WNI Buat Warga di Sandakan Malaysia Ketakutan
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Kecemasan itu diungkapkan oleh Ika. Seorang ibu rumah tangga berusia 31 tahun tersebut mengatakan, kasus terbaru ini memunculkan kembali memori buruk soal penculikan di sekitar tempatnya tinggal tiga tahun lalu.
"Saya tak pernah pergi ke luar tanpa didampingi suami saya," sebut Ika seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/9).
"Saya takut diculik, saya sejak tiga tahun lalu lebih sering tinggal di rumah," sambung dia.
Keterangan Ika dibenarkan oleh seorang pedagang lokal Sabah. Menurut pria yang tak mau diungkap identitasnya itu, di wilayahnya tinggal kecemasan soal keamanan semakin tinggi.
"Lihat ke taman bermain, meski ini baru jam lima sore cuma beberapa orang saja yang ke sana, mereka khawatir keselamatannya," sebut pedagang tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sandakan jadi sepi, di sini restoran tutup jam 9 malam, dulu sampai jam 11 masih buka, penculikan yang terjadi tiga tahun lalu berimbas," sebut dia.
Pedagang itu juga menyebut, keamanan Sandakan di Sabah diperburuk banyaknya imigran yang berperilaku melawan hukum.
"Ada pula imigran ilegal di sini, beberapa dari mereka adalah anggota kelompok kejahatan, kaca mobil saya dihantam mereka hingga pecah," papar dia.
WNI yang diculik pekan lalu teridentifikasi sebagai Samsul Saguni dan Usman Yusuf dari Sulawesi Barat. Mereka disekap pelaku yang diduga anggota Abu Sayyaf di lepas pantai Semporna dekat Sandakan.
Sebelum itu, pada tiga tahun lalu, Sabah yang merupakan salah satu tempat wisata terkemuka di Malaysia digemparkan oleh penculikan Bernard Then.
ADVERTISEMENT
Teknisi 35 tahun itu diculik kelompok Abu Sayyaf 2015 lalu saat sedang makan malam di restoran seafood Ocean King. Then bersama pemilik restoran Thien Nyuk Fun diculik kelompok Abu Sayyaf.
Then lalu dipenggal oleh Abu Sayyaf . Sementara Thien dilepaskan kelompok tersebut.