Penduduk Asli Kanada Minta Paus Fransiskus Adili Pelaku Pelecehan di Gereja

30 Juli 2022 3:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus menghadiri doa hening di pemakaman selama pertemuannya dengan komunitas adat First Nations, Metis dan Inuit di Maskwacis, Alberta, Kanada 25 Juli 2022. Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus menghadiri doa hening di pemakaman selama pertemuannya dengan komunitas adat First Nations, Metis dan Inuit di Maskwacis, Alberta, Kanada 25 Juli 2022. Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane
ADVERTISEMENT
Di hari terakhirnya di Kanada, Paus Fransiskus akan terbang ke wilayah arktik Nunavut dengan agenda meminta maaf kepada penduduk asli Kanada atas pelecehan di sekolah-sekolah pemerintah yang dijalankan gereja Katolik Roma.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, wilayah ini merupakan wilayah utara terjauh yang ditempuh seorang Paus. Terakhir, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Tromso, Norwegia, pada 1989.
Di Nuvanut, wilayah arktik Kanada yang dibentuk pada 1999 untuk orang-orang Inuit, Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu secara privat dengan para penyintas pelecehan di sekolah dasar selama sekitar 2,5 jam.
Tanya Tungilik, yang almarhum ayahnya dilecehkan oleh pastor Katolik Roma, berharap agar Paus Fransiskus dapat membawa keadilan dan mengadili mereka yang telah melecehkan anak-anak, termasuk mereka yang menyembunyikan kejahatannya.
"Saya ingin memberi tahu dia dampak penuh yang ditimbulkan gereja terhadap ayah dan keluarga saya," kata Tungilik, Jumat (29/7).
Lebih dari 150.000 anak-anak penduduk asli berpisah dari keluarga mereka dan dibawa ke sekolah asrama yang beroperasi antara 1870 dan 1996. Ordo Katolik menjalankan sebagian besar sekolah di bawah kebijakan asimilasi pemerintah Kanada.
ADVERTISEMENT
Anak-anak dipukul karena berbicara dalam bahasa asli mereka dan banyak yang dilecehkan secara seksual, yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsoliasi Kanada disebut sebagai 'genosida budaya'.
"Saya ingin memberi tahu dia bahwa permintaan maafnya diterima dan dari titik ini kami akan mulai menyembuhkan dan mengambil kembali hidup kami," kata Andre Tautu (79), yang dilecehkan secara seksual di gereja dan di tempat lain oleh pendeta Katolik di Chesterfield Inlet, Nunavut.
"Saya berharap anak-anak kami tidak akan pernah menerima perlakuan seperti yang kami alami ketika kami masih kecil," ungkapnya.
Paus Fransiskus bertemu dengan masyarakat adat First Nations, Metis dan Inuit di Maskwacis, Alberta, Kanada 25 Juli 2022. Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Tautu, yang akan bergabung dalam kelompok kecil yang akan menyambut Paus Fransiskus di bandara Iqaluit, mengungkapkan beralih ke alkohol untuk mengatasi traumanya dan menganiaya anak-anaknya. Ia pun telah meminta anak-anak untuk memaafkannya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak punya banyak waktu untuk hidup, jadi saya ingin memastikan istri dan anak-anak saya bahagia di masa depan," kata Tautu.
Setelah bertemu dengan penyintas sekolah di Iqaluit, Paus Fransiskus akan menyaksikan acara publik yang menampilkan tradisi Inuit seperti nyanyian tenggorokan dan tarian drum, dan menyampaikan sambutan resmi terakhirnya dalam kunjungan ini.
Paus Fransiskus dijadwalkan akan meninggalkan Kanada dan kembali ke Roma pada pukul 06.15 waktu setempat.
Di awal kunjungannya di Kanada, Paus Fransiskus menyampaikan permintaan maaf bersejarah, menyebut bahwa peran gereja di sekolah-sekolah dan asimilasi budaya paksa yang mereka lakukan sebagai 'kejahatan yang menyedihkan' dan 'kesalahan yang membawa petaka'.