Peneliti BRIN Bicara Dampak Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta Bagi Manusia

4 Oktober 2021 12:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota tim SAR melakukan operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di laut dekat pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota tim SAR melakukan operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di laut dekat pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (10/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Peneliti menemukan kandungan paracetamol dengan konsentrasi tinggi di Teluk Jakarta, tepatnya di perairan Ancol dan Angke. Lalu, apa dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat?
ADVERTISEMENT
Peneliti Oseanografi LIPI-BRIN, Wulan Koagouw, mengatakan dirinya belum bisa memastikan dampak kepada manusia dari kontaminan paracetamol yang ditemukan di Teluk Jakarta. Saat ini, pihaknya juga masih mengumpulkan data yang cukup untuk dapat menyimpulkan dampaknya.
“Sebenarnya kalau sebagai seorang peneliti saya tidak bisa ngomong kalau saya tidak punya data, itu dulu ya prinsipnya,” kata Wulan dalam acara virtual, Senin (4/10).
“Jadi yang saya hanya bisa bilang di sini bahwa saya belum lihat efeknya pada manusia secara logika karena memang konsentrasinya rendah dibandingkan paracetamol yang kita makan atau minum. Secara logika harusnya efeknya itu kecil,” tambahnya.
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Unsplash
Selain itu, Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Zainal Arifin, menambahkan setiap penjelasan ilmiah harus punya bukti atau data yang kuat agar nantinya dapat mudah dipahami oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Zainal mengimbau kepada masyarakat saat ini yang hanya perlu dilakukan tetap menjaga diri dengan pola hidup yang sehat.
“Menurut saya, bagi kita sementara perlu hati-hati dan waspada,” pungkasnya.
Sejumlah nelayan beraktivitas di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (2/10). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Publik dihebohkan dengan temuan kandungan paracetamol dengan konsentrasi tinggi di Teluk Jakarta. Setelah temuan ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengambil sampel air di lokasi yang disebutkan dalam riset itu.
Dinas LH DKI Jakarta memang secara berkala mengambil sampel air di sejumlah lokasi, termasuk di laut Jakarta. Tapi, dari 38 parameter yang ada, paracetamol belum masuk dalam kategori yang menjadi standar.
Karena itu, Dinas LH DKI Jakarta juga masih harus meneliti lebih dalam soal temuan ini.