Peneliti GeNose: Alat Kami Bukan Kaleng-kaleng

26 Oktober 2020 12:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti GeNose dr Dian Kesumapramudya Nurputra. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti GeNose dr Dian Kesumapramudya Nurputra. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Alat deteksi corona, GeNose terus mengalami kemajuan. Alat yang dikembangkan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut saat ini tengah menjalani uji diagnostik di 9 rumah sakit di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Memiliki kecepatan deteksi corona tidak lebih dari satu menit, GeNose direncanakan bisa produksi untuk komersial pada Desember mendatang.
Peneliti GeNose dr Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan pihaknya beruntung selama ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Sehingga pengembangan GeNose dapat jauh lebih cepat.
"Pernyataan yang menyatakan ada institusi pemerintah yang tidak mendukung, itu menurut kami itu omong kosong. Luar biasa dukungannya dari BIN, TNI, dari jajaran rumah sakit, dari Kemenkes, dari Kemlu semuanya bersatu padu mempercepat mengatasi pandemi ini termasuk menghilirisasi produk itu," kata Dian di RSUP Dr Sardjito, Senin (26/10).
GeNose, alat pendeteksi corona buatan UGM ditampilkan di RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dian menjelaskan, dalam mengembangkan GeNose ini timnya tidak bisa bekerja sendiri. Tim GeNose ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu tim medis dan tim teknis. Mereka juga menggandeng 5 perusahaan dalam membuat komponen mesin.
ADVERTISEMENT
"Di sini saya paparkan bahwa tim teknis memiliki konsorsium dari 5 PT bahu membahu membuat komponen dari mesin ini. Agar semua terstandarisasi, tervalidasi dan layak. Istilahnya alat kita bukan kaleng-kalengan lah," tegasnya.
Contohnya, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri atau PT YPTI yang bertugas pada manufacturing plastik pembungkus hembusan napas.
Sementara itu, Ketua Peneliti GeNose yang juga Dosen Fisika FMIPA UGM Kuwat Triyana mengatakan bahwa pada November ini sudah bisa produksi sekitar 120 sampai 200 unit.
"Mudah-mudahan akhir November kita sudah ada produk sekitar 120-200 unit. Kita sedang terus untuk manufacturing. Dari konsorsium sudah bekerja dari minggu kemarin," katanya.
Lanjutnya, secara umum pihaknya sudah siap memproduksi puluhan ribu unit per bulan. Hanya saja, produksi besar baru bisa dilakukan jika hasil uji diagnostik sudah muncul.
ADVERTISEMENT
"Kita harus membuktikan produk dulu apakah reliable untuk masyarakat," katanya.
"Kami bercita-cita agar biaya uji rendah mungkin," ujarnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)