Penelitian di Amerika: Efikasi Vaksin COVID-19 Sinopharm di Atas 70 Persen

27 Mei 2021 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin Sinopharm. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin Sinopharm. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dalam laporan penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of the American Medical Association (JAMA), dua vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan Sinopharm menunjukkan efikasi di atas 70% terhadap kasus penyakit bergejala.
ADVERTISEMENT
Salah satu anak perusahaan Sinopharm yang bertempat di Kota Wuhan, China, menjadi pengembang vaksin COVID-19 Sinopharm.
Menurut laporan yang terbit pada Rabu (26/5), vaksin menunjukkan efikasi 72,8% terhadap penyakit COVID-19 bergejala setidaknya 2 pekan usai suntikan kedua.
Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan angka efikasi pertama, yakni 72,5%, yang diumumkan oleh perusahaan tersebut pada Februari lalu.
Institusi lainnya yang berkaitan dengan perusahaan Sinopharm, berlokasi di Beijing, juga turut mengembangkan vaksin COVID-19 dengan hasil yang baik. Vaksin ini menerima izin penggunaan darurat oleh WHO di awal bulan ini.
Efikasi vaksin mencapai 78,1%, menurut laporan tersebut.
Hasil sementara yang memuaskan tersebut diambil berdasarkan perhitungan lebih dari 142 kasus bergejala yang melibatkan lebih dari 40.000 partisipan. 26 orang disuntik dengan vaksin dari Wuhan dan 21 dengan vaksin Beijing.
ADVERTISEMENT
“Hanya terdapat 2 kasus COVID-19 akut di antara partisipan, sehingga kesimpulan mengenai pencegahan kasus akut tak bisa diambil,” tulis laporan oleh JAMA tersebut.
“Studi ini tak bisa menjawab pertanyaan apakah vaksin-vaksin ini bisa mencegah infeksi tanpa gejala, karena untuk itu, membutuhkan pengawasan studi formal lewat pemeriksaan virologi dan serologi,” lanjutnya.
Diketahui, uji klinis dari vaksin-vaksin tersebut dilakukan di Uni Emirat Arab dan Bahrain. Uji klinis ini tidak melibatkan wanita hamil dan orang-orang berusia di bawah 18 tahun.
Kemudian, menurut peneliti dari studi ini, data-data lansia dan penderita komorbid penerima vaksin ini juga masih kurang.
Lebih lanjut, data yang dikumpulkan dari lokasi uji klinis lainnya seperti di Mesir dan Yordania akan dimasukkan ke dalam penelitian akhir.
ADVERTISEMENT