Pengacara: Bayangkan, Seandainya Richard Eliezer Tetap Ikuti Skenario Sambo

26 Januari 2023 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irjen Ferdy Sambo (tengah) bersama sejumlah ajudan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Irjen Ferdy Sambo (tengah) bersama sejumlah ajudan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kuasa hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy, meminta keadilan untuk kliennya dalam perkara pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Eliezer disebut hanya disebut bawahan yang melakukan perintah di bawah tekanan dan tak bisa menolak perintah atasan.
ADVERTISEMENT
Ronny juga menyebut kliennya telah membuka skenario pembunuhan Yosua. Padahal, ia punya pilihan untuk menutup rapat-rapat skenario Ferdy Sambo tersebut, memilih jalan aman, dan menuju karier cemerlang di bawah naungan sang jenderal.
Tapi itu tidak dilakukan Eliezer. Ia memilih jujur dan membuka fakta peristiwa pembunuhan, meski akhirnya dia juga harus diterdakwakan bersama Sambo dkk.
"Bayangkanlah, seandainya Richard Eliezer tetap mengikuti skenario kasus awal Jenderal Ferdy Sambo. Richard Eliezer bisa memilih jalan untuk menyelamatkan diri sendiri, cari aman, menuju karier gemilang dalam konspirasi dan pengabdian total kepada sang Jenderal," kata Ronny saat membacakan nota pembelaan untuk kliennya di PN Jakarta Selatan, Rabu (26/1).
"Ia bisa memilih menutup mata, membohongi nuraninya sendiri, nurani publik, menutup rapat kejahatan kemanusiaan yang paling keji dan busuk," tambahannya.
ADVERTISEMENT
Jika jalan itu yang dipilih Eliezer, lanjut Ronny, peristiwa ini akan menjadi kasus pembunuhan yang tidak terungkap alias dark number. Hilang dari pengamatan publik, sama seperti kasus kejahatan besar lain yang tertutup rapat.
"Namun Richard Eliezer memutuskan menempuh jalan terjal keadilan mengungkap kebenaran dan keadilan. Ia mempertahankan keselamatan diri, membangun keberanian dalam dirinya yang rapuh sebagai anggota Polri dengan pangkat paling rendah, berhadapan dengan sang Jenderal," kata Ronny.
"Dengan lantang ia menyuarakan kebenaran, membongkar kebohongan disaksikan berjuta pasang mata dan para hakim Yang Mulia, penjaga gerbang keadilan di dunia ini," tambah Ronny.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat, Richard Eliezer alias Bharada E, tiba untuk menjalani sidang dengan agenda pembacaan pleidoi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (25/1/2023). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Ronny menyebut, apa yang dilakukan kliennya itu, membuka fakta pembunuhan Yosua, adalah dahaga akan kejujuran dan keadilan di masyarakat. Kejujuran yang lama ditunggu.
ADVERTISEMENT
"Richard Eliezer adalah kita, berjuang memadukan kehidupan sebelum dan sesudah peristiwa penembakan almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Jadi kisah hidup Richard Eliezer itu adalah berjuang bangkit dari keterpurukan," ujar Ronny.
Ronny menambahkan, kliennya adalah anak muda jujur yang tidak berada di ruang kosong. Ia masih punya masa depan yang berpengharapan dan masih panjang.
"Tetapi hidupnya seperti dipaksa berhenti, karena tangannya dipakai oleh atasannya untuk melampiaskan nafsu angkara murka. Ia dikorbankan!" kata Ronny.
Ronny mengibaratkan kliennya sebagai lilin kecil: tidak ada harganya tapi menerangi. Memperjuangkan keadilan untuk Eliezer, bagi Ronny, adalah memperjuangkan keadilan seorang pemuda, dari kalangan masyarakat kecil dan keluarga sederhana.
Ia berharap, kasus Richard Eliezer akan menumbuhkan semakin banyak orang yang berani berkata jujur dan benar di hadapan hukum. Demi masa depan Indonesia yang berkeadilan.
ADVERTISEMENT
Ronny mencoba mengetuk hati Majelis Hakim. Meminta kejujuran Eliezer membongkar skenario Sambo ini jadi pertimbangan melepaskan kliennya dari segala tuntutan jaksa.
"Richard Eliezer adalah kita, anak muda pencari keadilan," tutup Ronny.
Dalam kasusnya, Eliezer dituntut hukuman 12 tahun penjara olah jaksa karena diyakini turut terlibat dalam pembunuhan berencana Brigadir Yosua.
Tuntutan ini menjadi polemik karena Eliezer sudah mendapat rekomendasi sebagai JC dalam kasus ini. Sebab, Eliezer dinilai merupakan pihak sentral yang membongkar pembunuhan Yosua yang sempat ditutupi Sambo.