Pengakuan Kelompok Penembak Presiden Haiti: Hendak Menangkap, Bukan Membunuh

12 Juli 2021 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi berjalan di dekat kediaman pribadi Presiden Haiti Jovenel Moise setelah dia ditembak mati oleh kelompok bersenjata di Port-au-Prince, Haiti. Foto: Estailove St-Val/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berjalan di dekat kediaman pribadi Presiden Haiti Jovenel Moise setelah dia ditembak mati oleh kelompok bersenjata di Port-au-Prince, Haiti. Foto: Estailove St-Val/Reuters
ADVERTISEMENT
Kelompok bersenjata terduga pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise, mengaku kepada penyelidik tujuan mereka adalah untuk menangkap Moise, bukan untuk membunuhnya.
ADVERTISEMENT
Kesaksian tersebut dilaporkan oleh kantor berita Miami Herald serta orang dalam yang tak disebutkan namanya, Minggu (11/7).
Seperti diketahui, kelompok yang terdiri atas 26 warga negara Kolombia dan dua orang keturunan Haiti-Amerika ini melancarkan aksi keji pada Rabu (7/7) dini hari di kediaman Presiden Jovenel Moise.
Mereka melakukan operasi senyap yang menewaskan Moise dan melukai Ibu Negara Haiti, Martine Moise.
Dilansir Reuters, 19 terduga pelaku mengatakan misi mereka saat itu adalah untuk menangkap Moise dan membawanya ke Istana Kepresidenan Haiti.
Sementara, seseorang yang terlibat dalam investigasi kasus tersebut menyebutkan, dua orang keturunan Haiti-Amerika—James Solages dan Joseph Vincent—mengaku mereka adalah penerjemah bagi unit komando Kolombia tersebut.
Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Foto: REUTERS/Estailove St-Val
Tetapi, ketika keduanya tiba di kediaman sang Presiden di Port-au-Prince, Moise sudah dalam keadaan tewas.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Kepolisian Haiti belum memberikan komentar soal kabar ini.
Miami Herald turut melaporkan, sejumlah pelaku mengatakan mereka berangkat ke Haiti untuk bekerja sebagai personel keamanan, termasuk untuk Moise.
Mereka mengaku ditugaskan ke Haiti oleh perusahaan CTU Security, sebuah perusahaan yang bermarkas di Miami, Florida, yang dipimpin oleh seorang imigran Venezuela, Antonio Enmanuel Intriago Valera.
Salah satu nomor telepon milik perusahaan tersebut, jika dihubungi, akan menjawab dengan mesin penjawab otomatis yang merujuk ke tokoh fiksi Jack Bauer, seorang pemberantas terorisme di series “24”.
Barang bukti pembunuhan Presiden Jovenel Moise. Foto: REUTERS/Estailove St-Val
“Terima kasih telah menghubungi CTU Security. Untuk mencapai Tony Intriago, mohon tinggalkan pesan atau kirimkan pesan singkat. Untuk mencapai Jack Bauer, mohon tunggu hingga musim depan. Terima kasih dan semoga hari Anda menyenangkan,” demikian bunyi jawaban otomatis tersebut.
ADVERTISEMENT
Profil media sosial yang diduga milik Intriago mencantumkan sebuah foto yang menunjukkan seseorang dengan seragam taktis dengan senjata laras panjang. Foto lainnya menunjukkan amunisi, senjata api, serta orang-orang yang tengah melaksanakan pelatihan taktis.