Subana, sopir truk yang menabrak 18 kendaraan di Cipularang

Pengakuan Sopir Truk yang Tabrak 18 Kendaraan di Cipularang

3 September 2019 16:25 WIB
Subana, sopir truk yang menabrak 18 kendaraan di Tol Cipularang. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Subana, sopir truk yang menabrak 18 kendaraan di Tol Cipularang. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kecelakaan beruntun terjadi di Tol Cipularang pada Senin (2/9). Insiden itu bermula saat dump truck bernomor polisi B 9763 UIT bermuatan tanah terguling di KM 91 arah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Tergulingnya truk itu membuat belasan kendaraan yang sedang melintas mengantre. Namun nahas, dump truck lain yang juga membawa muatan tanah meluncur dengan kecepatan tinggi dari arah yang sama dan menabrak 18 kendaraan yang sedang mengantre itu.
Diketahui truk yang menabrak 18 kendaraan itu bernomor polisi B 9410 UIU. Truk itu dikemudikan seorang sopir bernama Subana (40).
Subana mengaku menabrak 18 kendaraan yang sedang mengantre karena kecelakaan truk di depannya. Pada saat itu, dia sudah berusaha menghindari tabrakan dengan sekuat tenaga.
Menurut Subana, laju truknya tak dikendalikan karena membawa muatan tanah seberat 40 ton.
"Tanah, tapi pasir. Kalau tanah biasakan rada enteng ini kan 40 ton-nan," ujar Subana di hadapan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi di RS M.H Thamrin Purwakarta, Selasa (9/3).
ADVERTISEMENT
Subana mengaku saat itu dia sudah berupaya sepenuh tenaga menghentikan laju truknya. Dia tidak menyebut saat itu melaju dengan kecepatan berapa kilometer.
"Jadi saya berdoa nyelametin teman-teman di depan. Ini mobil kecil, teman satu jalan, saya rasa teman semua," ujar dia.
Menurut Subana, awalnya dia membawa muatan tanah itu dari Padalarang hendak menuju Karawang. Pada saat itu, ada dua dump truck yang berjalan konvoi bersamanya dan juga membawa tanah. Satu dump truck lain bernomor polisi B 9763 UIT dikemudikan oleh Dedi Hidayat (45).
Saat di jalan, posisi dump truck yang dikemudikan Subana memimpin konvoi. Subana aneh karena truk yang dikemudikan oleh Dedi melaju cepat dan menyalipnya.
Tiga menit kemudian, Dedi menghubungi Subana. Dalam percakapan telepon itu, Dedi mengatakan rem truknya blong.
ADVERTISEMENT
"Terus sekitar tiga menit kemudian dia ngebel (menelepon) saya, 'Mas Bana rem saya blong, Mas Bana'. Ya Allah, kata saya teh berdoa saja dulu biar bisa berhenti, tapi enggak bisa berhenti," ungkap dia.
Subana menyebut, saat menyadari remnya blong, Dedi kemudian memilih untuk mengalihkan laju kendaraannya ke lajur kanan sebab di lajur kiri banyak truk yang melaju pelan.
Adapun Subana mengaku ingin menolong temannya dengan meningkatkan kecepatan. Tapi, saat itu dia justru tidak bisa mengendalikan laju truknya sehingga menabrak mobil yang sedang mengantre di depan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten