news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penganiaya Nenek Rubingah di Pasar Gendeng Minta Maaf

22 Januari 2020 15:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ngadirin, penganiaya Nenek Rubingah di Pasar Gendeng, Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ngadirin, penganiaya Nenek Rubingah di Pasar Gendeng, Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelaku penganiayaan nenek Rubingah (60) yang videonya viral menyesali perbuatannya. Dia mengaku emosi lantaran ada orang yang berteriak maling. Pria yang bernama Ngadirin (60) ini meminta maaf atas perbuatannya.
ADVERTISEMENT
“Yo menyesal. Sekarang sing cetho yo diunekke maling (yang jelas ada suara teriak maling) itu lho. Reflek karena teriakan maling itu. Kalau ada maling itu kan pasti pada teriak-teriak. Udah gitu aja,” kata Ngadirin di Polsek Prambanan, Rabu (22/1).
Sempat membantah menendang Rubingah. Pria yang berdagang ketela tersebut akhirnya mengakui telah dua kali menendang Rubingah.
“Kembang (yang dibawa Rubingah) mawut-mawut (berserakan) itu kulo tendang (saya tendang) Tendang dua kali. Di tas, dan tangan itu,” katanya.
Ngadirin, penganiaya Nenek Rubingah di Pasar Gendeng, Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Setelah melakukan penganiayaan, Ngadirin lalu membawa Rubingah ke kantor pengamanan di pasar. Ngadirin mengaku emosi saat itu.
“Saya nggak tahu siapa yang video. Wong saya nggak punya hape,” ujarnya.
Dia mengaku menyesali perbuatannya dan meminta maaf atas kejadian ini. “Yo kalau ketemu yo mboten pangling (tidak lupa). Sing cetho njaluk ngapuro aja (minta maaf saja),” katanya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa penganiayaan itu bermula pada saat Nenek Rubingah membeli bunga di Pasar Gendeng, Potrojayan, Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Soeman Senin (20/1) lalu. Pedagang buah, Martini (43), mengatakan bahwa saat membeli bunga itu Rubingah sempat mengambil mangga dagangannya.
“Saya itu baru melayani pembeli dua orang. Terus barang yang dicuri itu saya setop, di antara empat langkah kaki di arah selatan saya. Saya lihatin sambil saya layani pembeli. Ibu-ibu itu (Rubingah) habis beli bunga kok singgah di tempat saya,” kata dia.
“Asumsi saya, ibu itu cuma benahi belanjaannya. Tak lihatin lagi kok lama, tahu-tahunya Mbah itu ngambil tangannya masukin ke kotak. Tapi, diambilnya mangga saya. Satu kresek penuh,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Martini kemudian berteriak kenapa Rubingah mengambil dagangannya. Rubingah hanya diam saja dan buah seberat 3 Kg tersebut diminta kembali oleh Martini.
“Nggak bilang apa-apa Si Mbahe. Terus pergi ke arah timur. Kirain saya, dia itu pulang. Nggak tahunya dia berada dalam pasar. Selang berapa menit, ada yang bilang Mbahnya sekarang di kantor. Terus aku kasihan, tak ampiri dia, terus saya suruh pulang. Mbah jangan diulangi lagi,” ujarnya.
Setelah peristiwa itu Martini mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi. Namun kemudian dia mengetahui bahwa Rubingah masuk kembali ke pasar. Di situ lah penganiayaan kemudian terjadi Ngadirin mengejar Rubingah dan menganiayanya. Martini bahkan sempat meminta video dari salah satu pedagang di pasar.
ADVERTISEMENT
“Saya nggak tahu itu (viral) Saya minta sama Mas Kasno untuk status (WA) dengan tujuan biar teman-teman tahu kalau wajah ini lebih hati-hati. Kan sering terjadi ada yang diambil tasnya, atau apa di Pasar Gendeng. Tapi, mereka nggak laporan,” pungkasnya.
Saat ini baik Ngadiri maupun Martini masih menjalani pemeriksaan di Polsek Prambanan.
“Tetap diperiksa dilakukan penyelidikan untuk mencari siapa yang memviralkan. Kedua kasus ini tidak akan berhenti, tetap akan disidik secara tuntas baik yang melakukan kekerasan juga pencuriannya,” kata Kasi Humas Polsek Prambanan Aiptu Ahmad Muchlis di Polsek Prambanan.