Pengunjuk Rasa Myanmar Peringati Ulang Tahun Aung San Suu Kyi

20 Juni 2021 2:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pengunjuk rasa anti kudeta Myanmar menghiasi rambut mereka dengan bunga untuk memperingati ulang tahun Aung San Suu Kyi, yang hingga kini masih menjadi tahanan rumah dan akan menghadapi sidang minggu depan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pengunjuk rasa menyelipkan bunga ke dalam sanggul rambut yang juga merupakan ciri khas Suu Kyi yang genap berusia 76 tahun pada Sabtu (19/6). Banyak warga yang meniru gaya rambut tersebut dan mengunggah fotonya ke media sosial di seluruh Myanmar.
Salah satunya adalah Miss Universe Myanmar, Thuzar Wint Lwin, yang mengenakan bunga warna merah di rambutnya dan menulis: "Semoga pemimpin kita sehat" di akun Instagramnya.
Di ibu kota Yangon, pengunjuk rasa memasang poster di tiang listrik yang berisikan ucapan selamat ulang tahun dan ekspresi solidaritas kepada Suu Kyi.
"Selamat ulang tahun Ibu Suu. Kami selalu berada di belakangmu," tulis poster tersebut.
Beberapa dari pengunjuk rasa juga berbaris dengan payung hitam dan poster yang bertuliskan "Bebas dari rasa takut" di samping foto Suu Kyi.
ADVERTISEMENT
Sementara di wilayah perbatasan negara bagian Karen, beberapa tentara pemberontak difoto dengan memegang senjata, sejumlah bunga berwarna kuning, putih, dan ungu, dan satu tangkai bunga yang diselipkan di telinga mereka.
Pengunjuk rasa wilayah tenggara kota Dawei membuat kue ulang tahun raksasa berwarna merah muda dan membawanya dalam aksi unjuk rasa di jalan.
Meski demikian, tidak semua pengunjuk rasa yang merayakan ulang tahun Suu Kyi yang memuji kepemimpinannya.
Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi. Foto: AFP/Nyein CHAN NAING/POOL
"Saya terlibat dalam aksi ini karena saat ini dia ditahan secara tidak adil oleh militer dan hak-hak sipilnya.... dan kebebasannya ditolak," kata Thet Swe Win, aktivis berusia 35 tahun.
"Setelah dia bebas dari tahanan, dia harus bertanggung jawab penuh atas kebisuannya terkait penderitaan Rohingya dan kelompok etnis lainnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Majelis Umum PBB menyerukan kepada negara-negara anggota untuk menghentikan aliran senjata ke Myanmar. Hal itu disetujui 119 negara, 36 negara abstain termasuk China, dan Belarus menjadi satu-satunya negara yang menolak.
Sementara di antara 10 anggota ASEAN, hanya empat negara yang abstain yaitu Brunei, Kamboja, Laos, dan Thailand. Sementara utusan Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun, mendukung resolusi tersebut dan menepis klaim junta militer yang menyebut dia tidak lagi mewakili Myanmar.