Pengunjung Membeludak, Tiket Masuk KAI Travel Fair Digratiskan

29 Juli 2017 17:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KAI Travel Fair (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KAI Travel Fair (Foto: Deanda Dewindaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengunjung yang datang ke Kereta Api Indonesia Travel Fair 2018 terus bertambah dan antrean semakin mengular. Penyelenggara akhirnya menggratiskan tiket masuk KAI Travel Fair 2017 untuk memecah antrean.
ADVERTISEMENT
Direktur Dyandra Promosindo sebagai, penyelengara acara, Bayu Sumarijanto mengatakan harga tiket masuk sebesar Rp 10.000 dibatalkan. Sementara untuk pengunjung yang terlanjur telah membayar akan dikembalikan (refund).
"Digratiskan. Kalau yang sudah bayar tiket, refund," ujar Bayu di JCC senayan, Jakarta, Sabtu (29/7).
Menurutnya, pihak pengelola kewalahan dengan banyaknya pengunjung yang datang pada hari pertama ini. "Infrastruktur yang disiapkan banyak, tapi ternyata pengunjung yang datang lebih banyak lagi," kata dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno juga sempat memarahi Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro karena antrean yang semakin panjang.
"Gate tiketnya yang mungkin terlalu sedikit ini salah, harusnya loket lebih banyak," ujar Rini pada Edi di lokasi, Sabtu (29/7).
ADVERTISEMENT
Antrean kereta Api Travel Fair 2017. (Foto: NIcha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Antrean kereta Api Travel Fair 2017. (Foto: NIcha Muslimawati/kumparan)
Dia mengatakan pada Edi, seharusnya para pengunjung diberikan nomor antrean sehingga mereka yang telah masuk tak harus menunggu dan duduk-duduk sembarangan di tempat antrean. Sehingga pengunjung bisa berjalan-jalan ke arena JCC lainnya sembari menunggu.
"Supaya di kasih nomer antrean, mereka mikir 'oh enggak apa-apa aku jalan-jalan dulu'. Jadi mereka tenang kalau sekarang mereka jalan-jalan dulu kalau sudah dapat nomor," tuturnya.
Rini pun meminta maaf pada masyarakat yang telah menunggu lama dan mencoba mencarikan jalan keluarnya. Ia pun berharap agar pengunjung memaklumi, sebab kegiatan ini merupakan yang pertama kali diadakan sehingga masih butuh pembelajaran.
"Ini baru pertama kali. Justru sebetulnya kalau begini susah untuk mengubah. Makanya saya mengubah cara supaya masyarakat itu bisa dilayani sekarang," jelas Rini.
ADVERTISEMENT