Pengurus RW di Depok Kembalikan Uang BST yang 'Disunat' Rp 50 Ribu ke Warga

29 Juli 2021 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua RW 05, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok, Kuseri. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua RW 05, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok, Kuseri. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dugaan pemotongan bantuan sosial berupa uang tunai atau Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial akhirnya dikembalikan pengurus lingkungan RW5, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji, Kota Depok. Sebelumnya, warga mengeluh BST yang diterima dua bulan senilai Rp 600 ribu dipotong pengurus rukun warga (RW) untuk ambulans. Pengembalian uang tunai tersebut diserahkan langsung pengurus RT kepada warga penerima BST.
ADVERTISEMENT
Ketua RW5, Kuseri mengatakan, telah mengembalikan uang donasi warga penerima bansos tunai melalui ketua RT di lingkungan RW 5. Pengembalian tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus lingkungan terkait viralnya video pemotongan BST.
“Itu bukan potongan tapi donasi untuk ambulans maupun kain kafan, sedang kita kembalikan dengan besaran Rp 11.550.000,” ujar Kuseri, Kamis (29/7).
Kuseri menjelaskan, jumlah uang yang dikembalikan dipastikan diterima langsung kepada 231 warga penerima BST. Dia menyayangkan niat baik pengurus lingkungan mengajak penerima BST untuk donasi namun dianggap melakukan pemotongan.
“Kita punya niat baik tapi disalahartikan, padahal sebelumnya penggalangan donasi sudah disampaikan pengurus RT melalui secara lisan saat menyerahkan undangan pengambilan BST,” ungkap Kuseri.
Kuseri mengungkapkan, sebelumnya pengurus RW menerima data dari PT Pos Indonesia di Depok terkait warga penerima BST. Setelah itu pengurus RT menyerahkan undangan pengambilan dari PT Pos ke pada warga sambil memberikan informasi ajakan donasi.
ADVERTISEMENT
“Pengambilan dilakukan di posko KSTJ (Kampung Tangguh Siaga Jaya) RW5 dengan pembagian waktu pengambilan untuk mencegah kerumunan,” ucap Kuseri.
Saat warga sudah menerima langsung uang BST sebesar Rp600.000, warga dapat memberikan uang donasi yang ditempatkan di sebuah kardus yang bertuliskan donasi untuk perbaikan ambulans dengan besaran Rp 50.000.
“Warga memberikan sebesar Rp 50.000, bahkan ada warga lain yang memberikan donasi lebih karena bentuk kepedulian warga, karena ambulans ini dari warga untuk warga,” terang Kuseri.
Kuseri menuturkan, seharusnya PT Pos Indonesia memberikan bantuan BST dari pintu ke pintu, namun pada pelaksanaannya dari dulu pemberian bantuan dilakukan di satu titik untuk memudahkan pengambilan.
“Dari dulu pemberiannya memang ditempatkan di satu tempat, karena kalau dari rumah ke rumah memakan waktu lama,” ujar Kuseri.
ADVERTISEMENT