Pengurus Sunda Kelapa Sambut Baik Rencana Relaksasi Masjid: Kami Bersyukur

12 Mei 2020 14:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imam Ustaz H Deden M Ramadhan menyiarkan acara tadarus Al-Quran secara daring di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (27/4). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Imam Ustaz H Deden M Ramadhan menyiarkan acara tadarus Al-Quran secara daring di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (27/4). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Masjid Sunda Kelapa menyambut baik adanya rencana relaksasi masjid di tengah pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Pengurus masjid Sunda Kelapa mengatakan, akan mengikuti keputusan dari pemerintah sebagaimana saat penutupan dilakukan.
“Intinya kami menunggu arahan resmi dari pemerintah sebagaimana penerapan penutupan masjid juga resmi dari pemerintah,” kata pengurus Masjid Sunda Kelapa, La Ode Basir, saat dihubungi, Selasa (12/5).
Karpet masjid ditiadakan saat salat jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Dok. Istimewa
Basir mengatakan, bila relaksasi memang diputuskan oleh pemerintah, pihaknya akan mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan.
Hal ini karena masih masuk masa transisi, agar tetap waspada terhadap penyebaran virus corona sehingga masjid tak jadi tempat penularan.
“Kita kan masih belum tahu, seperti apa, misalkan pihak jemaah yang datang harus gimana, pihak masjid harus siapkan bilik disinfektan kah, siapkan hand sanitizer sebelum masuk, gimana misalkan aturan safnya kita akan sesuaikan itu semua,” kata dia.
Suasana saat salat jumat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Dok. Istimewa
Basir menuturkan, saat ini Masjid Sunda Kelapa memang masih ikuti aturan penutupan yang diterapkan oleh pemerintah. Tidak ada aktivitas salat berjemaah, pagar masjid pun ditutup.
ADVERTISEMENT
Pihaknya pun menyambut baik apabila relaksasi akan diterapkan, apabila dengan pertimbangan penularan wabah mulai berkurang.
“Ya bagi kami sih sebuah kesyukuran karena tentunya selama masa ini kita yang beraktivitas di masjid pengurus masjid sangat sedih ya, nuansa Ramadhan," kata dia.
"Mungkin kalau saya yang berumur 40 tahunan mungkin ini yang pertama ya selama hidup saya ada nuansa Ramadhan begini sepi kan gitu,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR dalam rapat kerja bersama Kementerian Agama (Kemenag) mempertanyakan mengapa relaksasi tidak diberlakukan juga untuk rumah ibadah di masa PSBB dan pandemi corona. Hal itu menyusul adanya pemberlakuan relaksasi bagi transportasi umum yang dilakukan pemerintah.
Di kesempatan itu, Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid, mengatakan ada fatwa MUI mengatur soal anjuran ibadah di rumah hanya untuk daerah yang penularan coronanya tinggi.
ADVERTISEMENT
Sehingga bagi daerah yang penyebaran virus coronanya bisa dikendalikan, tempat peribadatan pun dapat dimanfaatkan kembali, termasuk masjid.
Sementara, pembicaraan soal relaksasi rumah ibadah telah dibahas pula oleh Menteri Agama Fachrul Razi. ia mengatakan tempat ibadah bisa saja dibuka kembali, namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Namun masih perlu banyak pertimbangan.
"Sebagai contoh misalnya kita sepakat masjid boleh salat jemaah, tetapi jumlahnya tidak boleh terlalu banyak, jarak antarorang lebih jauh daripada aturannya, jarak antara saf lebih jauh, misalnya tetap memakai masker, kemudian juga lain-lainlah yang harus kita lakukan," ungkap Fachrul.
Pusat Informasi Corona. Foto: Tim Desain kumparan
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.