Pengusaha Kopi di Jatim Ngaku Diadang 6 Perampok Berpistol, Rp 350 Juta Dicuri

23 Januari 2024 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Suprianto. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Joko Suprianto. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Joko Suprianto (59 tahun), pengusaha kopi asal Kediri, mengaku diadang 6 perampok, ditodong pistol, lalu uang Rp 350 juta yang dibawa untuk sebuah proyek, dicuri.
ADVERTISEMENT
Joko bercerita, itu terjadi di jalan perbatasan Desa Murukan, Kecamatan Mojoagung, Jombang; dengan Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, pukul 18.30 WIB, Senin (22/1).
"Ditodong di kepala, sini (leher), sama sini (perut)," ujar Joko di lokasi kejadian, Selasa (23/1).
Joko kala itu sedang menuju pondok di sekitar Desa Murukan bersama rekannya, Arifudin (41).
"Uang yang saya bawa Rp 250 juta, yang di dia (Arifudin) Rp 100 juta. Total (yang dicuri) Rp 350 juta," ujar Joko.

Awal Kejadian

Awalnya, Joko-Arifudin janjian bertemu dengan seseorang bernama Ali di Mojoagung. Usai bertemu, Ali "mengantar" Joko-Arifudin menuju pondok pesantren.
Joko-Arifudin memakai mobil Daihatsu Terios, Ali menyetir Honda Jazz.
Sesampainya di jalanan sepi Dusun Mulangagung, mobil Joko disergap mobil lain.
TKP perampok. Dok: Ist.
"Mobil yang menyergap saya kurang jelas karena di lokasi kondisinya gelap, antara Honda Mobilio atau Toyota Avanza Veloz, atau Nissan Grand Livina, warnanya terang, antara silver atau putih," kata Joko.
ADVERTISEMENT
Lalu 6 perampok itu keluar dari mobil, menuju mobil Joko, menariknya keluar, berusaha merampas tas berisi duit itu. Ponsel, kunci mobil, hingga dompet pun dicuri.
Di saat itu, Ali diminta berpindah dari kursi pengemudi.
"Dia (Ali) dan mobilnya dibawa kabur oleh mereka. Yang nyetir bukan Ali, ganti orang. Saya tidak tahu apakah dia bagian dari mereka atau bukan," kata Joko.
Menurut Joko, para perampok itu lantas pergi ke arah utara atau menuju ke Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
Selasa sore (23/1), Satreskrim Polres Mojokerto dan dua Kades masih menentukan lokasi kejadian masuk wilayah hukum Polres Mojokerto atau Polres Jombang.