Penistaan Agama Jadi Motif Pelaku Upaya Pembunuhan Eks PM Pakistan

7 November 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks PM Pakistan Imran Khan keluar rumah sakit. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Eks PM Pakistan Imran Khan keluar rumah sakit. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Aparat kepolisian Pakistan telah menetapkan Naveed Mohammad Basheer sebagai pelaku penembakan dan upaya pembunuhan terhadap eks perdana menteri yang dilengserkan pada April lalu, Imran Khan.
ADVERTISEMENT
Basheer berhasil ditangkap polisi tak lama usai meluncurkan aksinya, pada Kamis (3/11). Bersama dengan Basheer, polisi turut mengamankan senjata pistol 9mm dan dua selongsong kosong.
Dalam sebuah rekaman video pengakuan, di hadapan polisi Basheer mengaku alasannya menyerang Khan lantaran, pria berusia 70 tahun itu telah melakukan penistaan agama.
Basheer pun geram dan memutuskan untuk nekat melepaskan tembakan ke arah Khan, saat ia sedang berbicara di atas sebuah kontainer kepada demonstran anti-pemerintah di Kota Wazirabad, Provinsi Punjab.
Kala itu, situasi cukup ramai, ratusan suporter Khan dan partai yang ia pimpin, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), sedang berkumpul.
“Imran Khan menyesatkan rakyat jadi saya berpikir untuk membunuhnya,” tutur Basheer, seperti dikutip dari media berbasis di India, WION.
ADVERTISEMENT
“Dia melakukan penistaan agama, bermain musik, dan menari ketika Azan berlangsung, saya hanya ingin membunuh Imran Khan. Saya tidak akan meninggalkannya. Tidak ada seorang pun di belakang saya. Saya sendirian,” ungkap dia.
Saat ini, Basheer telah diamankan polisi dan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan. Belum dapat dipastikan apakah ia terlibat dengan pemerintah Pakistan yang berkuasa saat ini atau justru bertindak berdasarkan keinginannya sendiri.

Khan Tuding Pemerintah sebagai Otak di Balik Penyerangan

Sebelumnya Khan telah melontarkan upaya pembunuhan terhadap dirinya didalangi oleh pemerintahan saat ini. Ketika ia berkuasa kelompok penguasa saat ini adalah oposisi.
Bahkan Khan yakin PM Pakistabn Shahbaz Sharif bersama beberapa menteri terlibat dalam upaya menghabisi nyawanya.
Tudingan ini disampaikan langsung oleh Khan pada Jumat (4/11), sehari usai terjadinya peristiwa penembakan. Akibat dari insiden itu, Khan menderita luka tembak di kaki dan salah satu suporternya tewas, beberapa lainnya turut mengalami cedera.
ADVERTISEMENT
Berbicara di hadapan wartawan seraya duduk di atas kursi roda dengan kaki kanan di gips dan kaki kiri yang diperban, ia mengeklaim bahwa Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah dan seorang komandan senior militer juga terlibat langsung pada percobaan pembunuhan ini.
PM Pakistan Shahbaz Sharif diterima oleh Gubernur kota suci Madinah, Pangeran Faisal bin Salman bin Abdulaziz setibanya di Bandara Internasional Pangeran Mohammed Bin Abdulaziz di kota suci Madinah, Arab Saudi, Jumat (29/4/2022). Foto: Saudi Press Agensi/Handout via REUTERS
“Ketiganya memutuskan untuk membunuh saya,” ujar Khan, seraya menambahkan terdapat pula dua orang bersenjata lainnya yang turut terlibat.
Pemerintah yang berkuasa pun langsung membantah klaim Khan. Pihaknya mengaku tidak terlibat dan lalu menyalahkan seorang pria ekstremis agama bersenjata di balik insiden tersebut.
Sanaullah dan Sharif menepis tuduhan Khan. Ia menambahkan bahwa pemerintah koalisi telah memerintahkan penyelidikan independen. Sharif sendiri ikut mengutuk penembakan tersebut.
Begitu pula dari pihak militer Pakistan, mereka menyebut tudingan Khan tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah Pakistan telah diminta untuk menyelidiki masalah ini dan memulai tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pencemaran nama baik dan tuduhan palsu terhadap institusi dan pejabatnya tanpa bukti apa pun,” bunyi pernyataan resmi Hubungan Masyarakat Antar Layanan Militer (ISPR).