Penjelasan Ahli Soal Klaim Koster Uap Arak Percepat Kesembuhan Pasien Corona

23 Juli 2020 18:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Denita Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster. Foto: Denita Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim ramuan tradisional arak mempercepat kesembuhan pasien positif virus corona tanpa gejala.
ADVERTISEMENT
Ahli Toksikologi yang juga Ketua Peneliti Riset Ramuan Arak tersebut, Prof I Made Agus Gelgel Wirasuta, memberikan penjelasan khusus. Dia mengatakan, berdasarkan data empiris memang terapi menghirup uap arak dengan campuran ekstrak daun jeruk limau dan minyak kayu putih dapat mempercepat kesembuhan pasien corona tanpa gejala.
"Mungkin (uap arak) sebagai desinfektan paru-paru, mungkin karena ini perlu riset lagi untuk membuktikan apa sih yang terjadi kita lakukan inhalasi seperti ini," kata Gelgel saat dihubungi, Kamis (23/7).
Profesor yang pernah menjadi saksi ahli di sidang pembunuhan aktivis HAM Munir dan Wayan Mirna Salihin ini belum mau membeberkan komposisi lengkap ramuan tradisional tersebut.
Dia tengah berupaya menyusun hasil penelitian ini untuk mendapatkan hak paten. Namun, arak yang digunakan adalah arak khusus dan berkualitas agar menghasilkan uap yang baik.
Ilustrasi Corona. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Gelgel mengatakan, metode terapi hirup arak ini diberikan khusus bagi pasien tanpa gejala. Menurut dia, masih perlu juga penelitian lebih lanjut untuk pasien dengan kategori berat dan kritis.
ADVERTISEMENT
Metode terapinya, pasien akan menghirup uap selama satu menit dari nebulizer di pagi, siang, dan malam hari. Usai menghirup, pasien berolahraga berupa tarik dan lepas udara dari alat pernapasan.
Selanjutnya, pasien disarankan berdoa untuk meningkatkan kadar kebahagiaan dan mengisi kuesioner terkait perasaan mereka setelah menghirup uap arak. Gelgel mengklaim pasien akan merasakan rongga pernapasannya lebih lega dan segar.
"Saya paham efek toksik (racun). Kalau tanaman aromaterapi, daunan yang saya pakai (daun jeruk limau) enggak ada masalah dengan toksisitas ketika dia dihirup. Kemudian kalau alhokol kadarnya sekitar 25 persen dari kadar itu maksmimum 0,2 mili yang terhirup. Dari kadar segitu enggak mungkin akan menimbulkan efek toksik, mabuk pun enggak ada," jelas Gelgel mengenai efek samping terapi uap ini.
Gubernur Bali, I Wayan Koster (tengah) jelang upacara "Pamahayu Jagat" menyambut new normal di Pura Besakih, Kabupaten Karangasem Bali, Minggu (5/7/2020). Foto: Denita br Matondang/kumparan
Telah Diterapkan di Bali dan 800 Orang Sembuh
ADVERTISEMENT
Gelgel mengatakan, metode pengobatan ini telah dilakukan kepada seluruh orang yang dikarantina karena terpapar virus corona tanpa gejala awal Juli 2020 lalu. Hingga saat ini, ada 800 pasien yang dirawat dengan terapi arak telah dinyatakan sembuh dari virus corona.
Berdasarkan pengamatan Gelgel, masa perawatan pasien corona tanpa gejala dengan metode terapi uap arak lebih singkat dibandingkan yang tidak. Masa perawatan pasien dengan metode terapi uap arak 3 sampai 1 7 hari, sedang yang hanya mengandalkan makanan gizi dan vitamin berdosis tinggi 9 sampai 30 hari.
Gelgel mengatakan, pihak Pemprov maupun Dinas Kesehatan Bali mengizinkan metode pengobatan ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Layanan Kesehatan Tradisional.
ADVERTISEMENT
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona