Penjelasan BMKG soal Gempa 5 M di Pangandaran: Aktivitas Lempeng Indo-Australia

1 Juli 2024 7:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah tahan gempa, Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah tahan gempa, Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak Minggu (30/6) hingga Senin (1/7) dini hari, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diguncang beberapa kali gempa. Gempa pertama berkekuatan 5,3 magnitudo yang pusatnya berada di 239 kilometer sebelah barat daya Pangandaran terjadi pukul 23.06 WIB, sedangkan gempa kedua berkekuatan 4,8 magnitudo terjadi pukul 03.51 WIB.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini dipicu oleh aktivitas lempeng Indo-Australia. Lempengan ini menujam atau bergerak di bawah Lempeng Eurasia.
"Berjenis gempa bumi dangkal dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," kata Daryono dilansir Antara, Senin (1/7).
Meski demikian, Daryono memastikan, aktivitas itu tidak memicu tsunami.
Sebelumnya, Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG melaporkan gempa 5,1 magnitudo mengguncang sejumlah wilayah di Selatan Jawa Barat, Minggu tengah malam sekitar pukul 23.06 WIB. Informasi itu kemudian diperbaharui dan kekuatan gempanya menjadi 5,3 magnitudo.
Gempa tersebut terletak di laut dengan koordinat 9,51° LS ; 107,35° BT, berjarak 237 kilometer arah barat daya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada kedalaman 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
Guncangan gempa dirasakan beberapa saat di daerah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan skala intensitas II-III MMI. Kemudian Cibalong dan Cikelet, Kabupaten Garut dengan skala intensitas II MMI.
Sampai dengan Senin pagi ini tidak ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi kepada BMKG.