Penjelasan BMKG soal Gempa 7,2 M yang Guncang Maluku Utara

14 Juli 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seismograf, alat ukur gempa bumi. Foto: Thinkstock/Petrovich9
Gempa bumi berkekuatan 7,2 magnitudo mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, gempa yang terjadi pukul 16.10.51 WIB merupakan gempa dangkal yang diduga dipicu oleh sesar aktif. Ia menduga sesar Sorong-Bacan dengan mekanisme sesar geser menjadi pembangkit gempa ini
ADVERTISEMENT
"Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan 7,2 magnitudo. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara pada kedalaman 29 km," kata Rahmat berdasarkan keterangannya, Minggu, (14/7).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya maka gempa ini merupakan gempa dangkal yang diduga kuat dipicu oleh sesar aktif. Diduga kuat Sesar Sorong-Bacan dengan mekanisme sesar geser menjadi pembangkit gempa ini,' tambahnya.
Rahmat mengatakan guncangan dari gempa ini dirasakan di daerah Obi dalam skala intensitas V MMI, Labuha III MMI, Manado, Ambon II-III MMI, Ternate, Namlea, Gorontalo, Sorong, Bolaang Mongondow II MMI. Rahmat masih belum mendapatkan laporan kerusakan mengenai gempa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 16.40 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan 2 adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," ujar Rahmat.
Rahmat meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga mengharapkan warga Maluku Utara tetap waspada.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. Mohon cermati dan terus berlatih langkah-langkah praktis untuk antisipasi bahaya gempa bumi, baik pada saat persiapan sebelum gempa, saat dan setelah gempa bumi," tutur Rahmat.
ADVERTISEMENT