Penjelasan BNPB soal Karakter Letusan Gunung Semeru: Vulkanian dan Strombolian

17 Januari 2021 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
ADVERTISEMENT
BNPB memberikan penjelasan mengenai karakter letusan Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (16/1). Akibat letusan itu, sembilan kecamatan di Probolinggo terdampak abu vulkanik.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengatakan aktivitas letusan Gunung Semeru lebih banyak terjadi di kawah Jonggring Seloko. Letusan itu memiliki tipe vulkanian dan strombolian.
“Karakter letusan Semeru, aktivitas semeru terdapat di kawah Jonggring Seloko. Letusan Semeru umumnya abu bertipe vulkanian dan strombolian,” kata Raditya di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Minggu (17/1).
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1). Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
BNPB memberikan penjelasan abu vulkanian adalah letusan yang menghancurkan kubah dan lidah lava. Sedangkan strombolian merupakan letusan yang terjadi 3 sampai 4 kali dalam setiap jam dan diikuti pembentukan kubah.
Vulkanian, letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava telah terbentuk sebelumnya. Strombolian, 3-4 kali setiap jam biasanya diikuti pembentukan kubah dan lidah lava baru,” jelas Radit.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Radit mengungkapkan, letusan Semeru saat ini mengarah ke Tenggara. Aliran tersebut berupa awan panas.
“Saat terjadi letusan eksplosif biasanya diikuti terjadinya aliran awan panas mengalir ke lembah-lembah. Arah bukaan kawah semeru saat ini mengarah ke Tenggara atau ke Hulu Besuk Kembar, Besuk Bang, Besuk Kobokan,” tutup dia.
Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang erupsi dan meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 4 kilometer ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu sekitar pukul 17.24 WIB.
Selain itu juga terpantau aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500-1000 meter dari Kawah Jongring Seloko ke arah Besuk Kobokan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih pada level II atau waspada, meskipun ada peningkatan aktivitas gunung api tersebut.
ADVERTISEMENT