Penjelasan BPPT soal Tak Ada Cuaca Ekstrem 8-12 Januari di DKI

13 Januari 2020 5:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Kepala BPPT Hammam Riza memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPPT Hammam Riza memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menanggapi tak ada cuaca ekstrem di Jabodetabek pada 8 hingga 12 Januari 2020. Kepala BPPT Hammam Riza menyebut hal itu sudah menjadi ketentuan Tuhan Yang Maha Esa.
ADVERTISEMENT
"Ya semuanya karena ini lah, semata-mata memang sudah ketentuan dari Allah SWT, dengan izin Allah lah ini semuanya (tak ada cuaca ekstrem)," kata Hammam saat dihubungi, Senin (13/1).
Hamman tidak ingin upaya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan BPPT disebut sebagai penyebab prediksi cuaca ekstrem di Jabodetabek tidak terjadi. Menurutnya TMC merupakan ikhtiar yang dilakukan tim BPPT.
"Kita itu ada (prediksi) cuaca ekstrem, sebagian mungkin sudah bisa direduksi intensitasnya oleh TMC, tapi saya enggak mau mengklaim itu semua gara-gara TMC," ucap Hammam.
Hamman menuturkan, meski prediksi cuaca ekstrem di Jabodetabek sudah lewat, bukan berarti BPPT akan menghentikan upaya TMC. Ia memastikan BPPT akan terus melakukan upaya TMC demi mereduksi cuaca ekstrem di beberapa daerah.
ADVERTISEMENT
"Ya kan TMC adalah rekayasa cuaca untuk mengurangi dampak risiko terhadap banjir, jadi kalau misalnya ada awan yang kira-kira intensitas tinggi hujannya itu yang kita coba lakukan rekayasa," ungkap Hamman.
"Kan masih banyak cuaca ekstrem di seluruh Indonesia yang membutuhkan nanti operasi TMC untuk terus dilakukan, ya tergantung. karena puncak musim hujan itu terjadi akhir Januari, masuk ke Februari, itu kan dinamika cuacanya kan harus kita ikuti terus," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat memprediksi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat akan melanda Jabodetabek mulai 5 hingga 15 Januari 2020.
Selain BMKG, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), pada Senin (6/1) juga mengeluarkan peringatan dini tentang cuaca buruk untuk periode 10 hingga 12 Januari.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, sejak 5 hingga 12 Januari lalu prediksi cuaca buruk di Jabodetabek seperti yang disampaikan BMKG maupun Kedutaan AS tidak menjadi kenyataan. Hanya hujan dengan intensitas rendah yang terjadi di beberapa wilayah.
Persiapan operasi TMC BPPT dan TNI AU. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan