Penjelasan dan Spesifikasi Pesawat T-50i Korsel yang Dibeli Indonesia

22 Juli 2021 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
pesawat tempur TNI AU jenis T-50 Skuadron Lanud Iswahjudi. Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
zoom-in-whitePerbesar
pesawat tempur TNI AU jenis T-50 Skuadron Lanud Iswahjudi. Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terus berupaya memperkuat sistem pertahanan Indonesia. Teranyar, Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengadakan kontrak pembelian 6 pesawat latih tempur lead-in Fighter Training (LIFT) jenis T-50i Golden Eagle.
ADVERTISEMENT
Pesawat itu dibeli pihak Kemhan dari perusahaan Korea Selatan, Korea Aerospace Industries (KAI). Bagaimana profil pesawat tersebut?
Pesawat taktis T-50i Golden Eagle merupakan pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Pesawat ini dikembangkan atas kerja sama pihak Korean Aerospace Industries (KAI) dan pihak Lockheed Martin. Dari kerja sama keduanya, juga melahirkan sejumlah pesawat jenis lain seperti pesawat A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Karena tercipta atas hasil kerja sama kedua negara, penamaan militer Amerika secara resmi diminta untuk disematkan pada pesawat ini untuk menghindari konflik penamaan yang mungkin akan terjadi di kemudian hari. Meski begitu, hingga kini militer Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk membeli pesawat tersebut untuk memperkuat sistem pertahanannya.
Pesawat tempur T-50i Golden Eagle TNI AU melakukan formasi flypast seusai latihan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus saat melintasi Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pengembangan pesawat ini telah dimulai pada akhir 1990-an. Penerbangan perdananya dilakukan pada tahun 2002. Pesawat jenis ini pun telah aktif digunakan oleh Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) sejak tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Pesawat jenis T-50 ini membuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi pesawat tempur jet yang utuh. Beberapa produk Korsel lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16. Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.
Pengembangan pasawat ini, 13% dibiayai oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries, dan 70% oleh pemerintah Korea Selatan. KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerja sama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992, akan tetapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial. Dengan desain awal pesawat, pada tahun 1999 namanya pun diubah menjadi T-50 Golden Eagle.
ADVERTISEMENT
Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama dilakukan mukai 28 Juli sampai 14 Agustus 2003. Angkatan Udara Korsel pun saat itu sepakat untuk menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003.
Tak hanya jenis T-50i, varian lain dari T-50 Golden Eagle termasuk pesawat serang ringan A-50, dan pesawat yang lebih canggih yakni FA-50.

Spesifikasi T-50i Golden Eagle

Pesawat Boeing 737-500 TNI AU yang mengangkut api obor Asian Games 2018 Foto: ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
Mengacu pada beberapa referensi, pesawat ini dapat menampung sebanyak dua orang kru dalam satu pesawat. Untuk spesifikasinya, pesawat ini memiliki panjang 13,144 m, dengan lebar sayap 9,45 m dengan rudal ujung sayap, serta memiliki tinggi sekitar 4,94 m.
Pesawat Korsel ini memiliki kapasitas bahan bakar 5.920 pon (2.690 kg), dengan berat kosong 6.470 kg, serta berat lepas landas maksimum 12.300 kg. Untuk kebutuhan sistem dan tenaga, pesawat ini dibekali General Electric F404 dengan mesin turbofan mesin afterburning (dibuat di bawah lisensi oleh Samsung Techwin), 53,07 kN thrust dry, 78.7 kN dengan afterburner.
ADVERTISEMENT
Soal kinerja, pesawat ini diklaim dapat mencapai kecepatan maksimum hingga 1.837.5 km/jam pada 9.144 m (30.000 kaki). Dengan kecepatan seperti itu, pesawat ini dipercaya memiliki jangkauan hingga 1.851 km.
Sedangkan untuk sistem persenjataan, KAI membekali pesawat ini dengan senjata 1× 20 mm (0,787 in) General Dynamics A-50 3-barrel rotary cannon, 205 peluru; Roket Hidra 70LOGIR; hingga rudal.