Penjelasan Dokter Puskesmas soal Mahasiswi di Aceh Kejang Usai Divaksin

2 Agustus 2021 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Suhada yang mengscreening test sebelum vaksinasi amelia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
dr. Suhada yang mengscreening test sebelum vaksinasi amelia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswi Amelia Wulandari (22) warga Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengalami kejang-kejang hingga kaki dan tangan tak bisa bergerak usai disuntik vaksin. Pihak keluarga menduga, gejala yang menimpa Amelia dikarenakan pengaruh vaksin.
ADVERTISEMENT
dr Suhada dari Puskesmas Suak Ribee, Aceh Barat, yang melakukan screening test terhadap Amelia, menjelaskan sebelum mahasiswi itu menjalani penyuntikan vaksin,sudah melewati pemeriksaan awal dan wawancara.
Kata dr Suhada, pada saat itu Amelia tidak mengeluhkan riwayat penyakit apa pun. Amelia pada saat itu menyatakan siap untuk menerima vaksin.
“Yang bersangkutan sudah melalui proses itu, dan alhamdulillah dari hasil saya periksa hari itu yang bersangkutan tidak ada keluhan apa pun untuk tidak divaksin,” katanya, Senin (2/8).
“Sehingga kita persilakan dia (Amelia) untuk masuk ke ruang vaksin, setelah kita pastikan yang bersangkutan siap,” lanjut dr Suhada.
Proses pelaksanaan vaksinasi itu, sebut dr Suhada, mulai dari awal masyarakat datang pihaknya melakukan pemeriksaan fisik, anamnesa, dan wawancara untuk menanyakan semua riwayat penyakit. Jika ada warga memiliki penyakit yang tidak bisa divaksin, maka diarahkan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis.
ADVERTISEMENT
Tetapi jika dari hasil wawancara tidak ditemukan sakit yang memang tidak dibolehkan untuk divaksin, maka vaksinasi tetap dilanjutkan setelah dipastikan yang orang tersebut siap menerima vaksin.
“Kalau dia tidak siap sementara dia sehat, kita juga tidak mau memaksa masyarakat. Artinya kita tetap humanis, memberikan penjelasan kepada masyarakat bukan pemaksaan,” tuturnya.
Sementara itu, dr Widyawan spesialis saraf RS Cut Nyak Dhien Meulaboh yang kini tengah menangani Amelia, menjelaskan kondisi Amelia saat ini sudah mulai membaik dari sebelumnya pasien sulit menggerakkan kaki yang disertai gangguan rasa pada kedua kakinya.
“Alhamdulillah sampai hari ini sudah terjadi perbaikan yang awalnya kekuatan ototnya 0 sampai 100, sekarang sudah mampu melawan gravitasi, dan rasa kebas yang dialami pasien sudah banyak perbaikan dan kondisi sudah jauh lebih baik,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan dr Widyawan, pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan lebih lanjut demi kebaikan pasien. Sementara ini, Amelia didiagnosa mengalami gangguan saraf ditambah gangguan otot.
“Kelemahan otot yang disebabkan oleh kelemahan saraf. Penyebab pasti saya belum bisa klarifikasi dengan pasti, karena kita masih melakukan pemeriksaan,” ungkapnya.
dr Widyawan menyebutkan, dirinya belum bisa memastikan gejala yang dialami Amelia itu disebabkan oleh vaksin. Sebab, selama ini Widyawan belum menemukan kasus tersebut pada warga yang telah disuntik vaksin.
“Sudah banyak dilakukan vaksin saya belum pernah menemukan kelainan seperti ini. Jadi saya tidak bisa bilang, kalau memang ada kita dapatkan kasus seperti ini mungkin bisa jadi bahan masukan untuk tim vaksinator dan pemerintah juga. Tetapi, selama ini saya belum pernah dapat kasus seperti ini. Alhamdulillah yang sudah divaksin selama ini tidak keluhan berarti,” ujar dia.
ADVERTISEMENT