Penjelasan KIP Banda Aceh Tak Fasilitasi Pasien RSUDZA Mencoblos

17 April 2019 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Independen Pemilihan (KIP) selaku penyelenggara pemilu di Aceh menanggapi keluhan pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Rumah sakit terbesar di Aceh itu merasa pasiennya tidak difasilitasi untuk menggunakan hak suara.
ADVERTISEMENT
Ketua KIP Banda Aceh Indra Milwady mengatakan, sebelum Pemilu 2019 berlangsung institusinya telah menggelar rapat koordinasi dengan RSUDZA. Kata Indra, KIP bukannya tidak memberikan fasilitas, tapi rumah sakit itu belum mengeluarkan data pasien atau keluarganya yang ingin memilih hingga hari ini.
“Ada kita sampaikan bahwa kalau ingin difasilitasi agar pasien dan keluarga bisa memilih berikan datanya,” kata Indra saat dikonfirmasi Rabu (17/4).
Dia menuturkan, dalam pertemuan itu disampaikan perlunya data pasien dan keluarga pasien diserahkan ke KIP. Tujuannya, agar mereka yang masuk dalam DPT kota Banda Aceh bisa memperoleh form A5.
“Jadi kita kita bisa keluarkan A5, tapi sampai saat ini data itu tidak pernah diberikan. Tidak dikirim makanya tidak bisa dibuatkan A5,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Indra mengaku KIP Banda Aceh telah berupaya keras agar seluruh warga bisa ikut berpartisipasi dalam pesta rakyat lima tahunan tersebut. Dia mencontohkan seperti pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh. Tiga pasien di sana bisa memilih karena rumah sakit telah memberikan data mereka.
“Kita tidak mungkin cek sendiri datanya kalau tidak diserahkan oleh mereka,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, 2.000 pemilih yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh tidak mendapatkan fasilitas memilih. Akibatnya para pasien yang sedang menjalani perawatan tidak bisa ikut menyalurkan hak suaranya pada pemilu 2019.
Direktur RSUDZA Azharuddin mengatakan, pihaknya tidak mendapatkan fasilitas tempat pemungutan suara (TPS) dari pihak penyelenggara. Padahal, hingga Selasa (16/4) malam Azharuddin sudah berusaha mencari informasi tentang mekanisme proses berlangsungnya pemilu di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Pengelola RSUDZA bahkan telah menghubungi pihak kecamatan terdekat. Namun, hingga saat ini tidak ada yang merespons.
“Dari kemarin sampai tadi malam tidak ada info soal apakah ada yang membawa fasilitas TPS seperti bilik suara. Sudah mencoba menghubungi kecamatan terdekat tetapi hingga saat ini tidak ada yang memfasilitasi,” ujarnya.