Penjelasan Komunitas Motor Trail soal Naik ke Puncak Gunung Lawu

2 Agustus 2019 22:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lawu Trail Community, pemotor trail yang videonya sempat viral di puncak Gunung Lawu. Foto: Dok LTC
zoom-in-whitePerbesar
Lawu Trail Community, pemotor trail yang videonya sempat viral di puncak Gunung Lawu. Foto: Dok LTC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Video pengendara motor trail berada di puncak Hargo Dumilah, Gunung Lawu, pada Sabtu (27/7) viral di media sosial. Sejumlah pihak keberatan atas aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mereka menyayangkan aksi tak bertanggung jawab para pengendara motor trail tersebut.
Lawu Trail Community (LTC) angkat bicara soal video itu. Nardi, seorang penggawa LTC menjelaskan duduk perkara informasi yang beredar di media sosial itu.
Nardi membenarkan video yang beredar itu adalah anggota LTC. "Benar itu salah satu anggota LTC. Itu sedang melakukan misi pembenahan jalur trail," ujar Nardi kepada kumparan, Jumat (2/8).
Aksi menanjak Gunung Lawu menggunakan trail itu dilakukan pada Sabtu (27/7). Menurut Nardi, misi pembenahan jalur itu dilakukan secara legal dan sudah mendapat izin dari Kesatuan Pemangku Hutan Surakarta.
"Jadi kalau ada yang bilang kami ilegal, itu tidak benar,” kata Nardi.
Lawu Trail Community, pemotor trail yang videonya sempat viral di puncak Gunung Lawu. Foto: Dok LTC
ADVERTISEMENT
Menurutnya, misi pembenahan itu memang sudah jadi agenda tahunan dari komunitas yang terbentuk sejak 2011 itu. Tujuannya, tentu untuk merawat jalur trail yang sudah ada.
Nardi mengatakan, video yang beredar di media sosial cukup memberi citra buruk pada komunitasnya. Padahal, kontribusi yang diberikan LTC terhadap Gunung Lawu tidak sedikit.
“Jalur trail itu dibuka untuk memudahkan evakuasi juga, kalau ada kebakaran di Lawu itu kami ikut turun. Yang pertama sampai dan bantu memadamkan,” ujarnya.
Soal komentar miring netizen terkait keberadaan komunitas beranggotakan 182 pemotor trail yang dianggap tidak baik bagi Gunung Lawu, Nardi menyebut komunitasnya tidak terlalu ambil pusing.
Namun demikian, dia juga telah mempersiapkan agenda diskusi. Tujuannya untuk mencerahkan beberapa pihak yang menganggap sebelah mata keberadaan LTC ini.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah diberikan izin oleh KPH. Kami juga tidak sekadar hobi. Tapi aktif menjaga merawat Lawu. Selain bantu evakuasi, kami juga aktif reboisasi. Penanaman pohon kalau musim hujan,” ujar dia.
Nardi menjelaskan, dalam perizinan yang diberikan oleh KPH Surakarta, memang tidak tercantum batasan pendakian dengan motor trail.
Namun, pendakian dengan motor trail hingga ke puncak Lawu dilakukan dengan bertanggung jawab. Tidak semata-mata untuk bergaya.
“Semua aktivitas yang dilakukan LTC, itu sudah dalam tanggung jawab kami. Artinya risiko kami tahu betul dan kami selalu hati-hati,” kata dia.
Nardi juga menegaskan jalur trail tersebut terpisah dari jalur pendakian. Hanya saja, jalur trail yang disebut jalur tambak itu memang akan bertemu dengan jalur pendakian di Selo Penangkep atau di sekitar wilayah Pos 4.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari kontroversi tersebut, Nardi mengatakan komunitasnya tidak masalah jika nantinya muncul keputusan penutupan jalur trail.
“Kalau ditutup, ya, kami tidak masalah, tapi silakan pada diskusi yang akan kita gelar besok, pihak terkait seperti dinas relawan bisa mengkaji lebih dalam manfaat yang bisa kami berikan,” ujar dia.