Penjelasan SMAN I Gemolong Sragen soal Teror Siswi Tak Berhijab

10 Januari 2020 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMAN I Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
SMAN I Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Salah satu siswi SMAN I Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mengaku dibully oleh temannya karena tidak mengenakan jilbab. Siswi yang berinisial Z itu mengaku mendapat teror di WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN I Gemolong, Parmono, meluruskan hal itu. Parmono menepis anggapan adanya intoleransi dan unsur pemaksaan di sekolahnya terhadap siswi yang tak mengenakan kerudung.
Menurut dia, ada kesalahpahaman dalam peristiwa itu. "Saya anggap itu terlalu berlebihan," ujar Parmono, saat ditemui di kantornya, Jumat (10/1).
Parmono mengatakan perkara ini awalnya ada pengurus Rohani Islam (Rohis) di sekolahnya yang menyarankan kepada Z untuk mengenakan kerudung.
Di sekolah itu, ada 946 murid. Murid perempuan di sana semuanya berjilbab kecuali Z. Z ini adalah satu-satunya siswi yang tak berjilbab di sekolah itu. Belum diketahui apa alasan tak mengenakan jilbab meski beragama Islam.
SMAN I Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
Pengurus Rohis itu, kata Parmono, terlalu bersemangat mengajak Z mengenakan jilbab. Karena terlalu bersemangat itulah timbul kesalahpahaman.
ADVERTISEMENT
"Pengurus Rohis yang mengajak agar berjilbab tersebut, hanya terlalu bersemangat dan tidak berpikir dampaknya pada siswa," ujar Parmono.
Parmono menegaskan perkara itu sudah diselesaikan dengan cara baik oleh pihak sekolah dan juga keluarga Z. Dia memastikan di sekolahnya tidak ada paksaan bagi murid perempuan untuk mengenakan jilbab.
"Saya pastikan tidak mewajibkan siswi memakai jilbab. Semuanya tidak ada paksaan dari sekolah," ujar dia.
Dihubungi terpisah, ayah Z, Agung, mengatakan perkara itu bermula saat putrinya, Z diajak oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolahnya untuk berjilbab. Setelah itu, tidak begitu lama ada pengurus Rohis sekolah itu mengirim pesan WhatsApp pada Z.
"Isi dari pesan WhatsApp tersebut saya lihat terkait masalah azab tidak berhijab dan konsekuensi muslim yang tidak berhijab," kata Agung.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, setiap hari Z dikirimkan pesan serupa. Z merasa terintimidasi dan melapor ke orang tuanya.