Penyemprotan Disinfektan Kurang Tepat, Lebih Baik Cuci Tangan Pakai Sabun

30 Maret 2020 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pengunjung berjalan keluar setelah disemprot disinfektan di dalam bilik sterilisasi di halaman Mapolda Sulteng, Palu, Sulawesi Tengah. Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pengunjung berjalan keluar setelah disemprot disinfektan di dalam bilik sterilisasi di halaman Mapolda Sulteng, Palu, Sulawesi Tengah. Foto: ANTARAFOTO/Basri Marzuki
ADVERTISEMENT
Wabah corona yang tengah berkembang di dunia termasuk Indonesia membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan antisipasi. Salah satu hal yang dilakukan adalah melakukan penyemprotan disinfektan kepada setiap orang yang masuk kampungnya.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi COVID-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa menjelaskan penyemprotan disinfektan kepada badan orang kurang tepat. Pencegahan corona bagi tubuh paling tepat adalah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
"Yang penting kita sarankan yang paling efektif untuk pencegahan infeksi personal/perorangan adalah cuci tangan pakai sabun dan air bersih mengalir secara rutin setelah berkegiatan, sebelum dan sesudah makan minum. Dan setelah dari kamar mandi," kata Oki sapaan akrabnya, Senin (30/3).
Untuk itu pihaknya tengah berkordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul untuk menyampaikan cara yang benar untuk disinfektan.
"Disinfektan (untuk) di luar rumah atau jalan dan penyemprotan kepada badan orang adalah kurang tepat," kata dia.
ADVERTISEMENT
Oki menjelaskan disinfektan yang saat ini dipakai mayoritas berupa klorin maupun hidroksinperoksida. Bahan kimia ini bersifat iritatif terhadap mukosa tubuh, bila tidak digunakan dengan tepat.
"Mukosa adalah jaringan lapisan terluar yang melapisi dari bagian tubuh bagian dalam. Contohnya mata, hidung, saluran pernapasan," pungkasnya.
Seperti diketahui sejumlah kampung di DIY sudah marak menyemprotkan disinfektan kepada orang yang datang ke kampungnya. Bahkan di Kalipakis RT 7, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul mereka membuat gerbang disinfektan otomatis.
Bilik disinfektan di Puskemas Kecamatan Kelapa Gading. Foto: Dok. Diskominfotik Jakut
Muhammad Rizal (36), salah seorang warga yang mencetuskan ide ini berkata gerbang disinfektan yang digunakan asli buatan pabrik. Warga tidak meracik sendiri disinfektan dengan alasan keamanan.
"Cairan dari disinfektan asli buatan pabrik. Modif cairan ya mungkin kalau orang kimia bisa tapi harus dengan riset tingkat keamanan dan efek seperti apa. Kalau mengacu prinsip kerja bahan aktifnya semua orang bisa. Itu bisa negatifnya apa harus tahu itu harus riset. Kalau buatan pabrik, pabrik kan sudah riset dan punya izin jadi lebih aman," kata Rizal beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Warga secara swadaya rutin mengecek volume disinfektan. Jika ditemui cairan disinfektan mulai habis maka bisa langsung mengisinya. Hal itu dilakukan agar penyemprotan ini berlangsung secara kontinyu.