Penyesalan Hamid yang Bunuh Anak Tirinya dengan Ditenggelamkan di Toren

20 Juli 2020 12:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Hamid Arifin (25) ditetapkan sebagai tersangka setelah melakukan pembunuhan terhadap anak berusia 5 tahun di Kabupaten Bandung dengan menenggelamkan korban di toren air. Hamid tak lain ialah ayah tiri dari korban.
ADVERTISEMENT
Dia membunuh korban lantaran kesal anak kecil itu berkata kasar kepada korban. Dia tengah berada dalam pengaruh minuman dan obat keras.
Kepada wartawan, Hamid menjelaskan detik-detik dirinya mengeksekusi korban. Pembunuhan itu dilakukan pada Kamis (16/7) malam.
Ketika itu, dia yang baru saja pulang mengamen di kawasan Dago, Kota Bandung, ditanya korban soal keberadaan ibunya dengan kata kasar.
"Waktu saya pulang ngamen dari Bandung sekitar pukul 22.30 WIB, dia nanyain mamahnya dengan nada kasar terus disuruh berangkat lagi saya," kata dia di Mapolresta Bandung, Senin (20/7).
Saat itu, Hamid mengaku emosi lalu mendorong dan menyeret korban keluar. Dia membawa korban ke toren yang terletak di lantai tiga kemudian memegangi kakinya dan memasukannya ke dalam toren.
ADVERTISEMENT
Dia pun menunggu selama 10 menit hingga korban tak bergerak kemudian menutup toren itu.
"Terus saya emosi terus saya dorong keluar terus naik ke atas, saya lihat toren air terbuka lalu saya angkat naik ke dudukan toren terus saya masukin," jelas dia.
Ayah Tiri Bocah 5 Tahun Tewas dalam Toren. Foto: Rachmadi Arsyad/kumparan
Ketika melakukan aksi tersebut, Hamid mengaku tidak merasa ragu sebab berada dalam keadaan mabuk. Dia baru menyesali perbuatannya justru keesokan harinya. Korban diketahui ditemukan tak bernyawa di dalam toren dengan kapasitas air sekitar 500 liter.
"Enggak (ragu) karena saya mabuk. Nyesel saya. Nyesel pas besoknya. Pas malem juga masih kepikiran," ucap dia.
"(Yang kasih tahu) Saya ke adik saya, suruh lihatin ke toren. Ketemu dan pura-pura panik," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Adapun ketika melakukan eksekusi, lanjut Hamid, dirinya mengaku tak melakukan tindak kekerasan pada korban. Dia pun tak membekap mulut korban, korban pun tidak teriak dan berontak sama sekali.
"Enggak. Engak teriak-teriak, enggak dibekap," ujar dia.