Penyidik Ungkap Kejanggalan Skenario Sambo soal Tewasnya Yosua

21 November 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret layar yang menggambarkan sejumlah saksi yang hadir dan memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan Brigadir Yoshua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret layar yang menggambarkan sejumlah saksi yang hadir dan memberikan keterangan terkait kasus pembunuhan Brigadir Yoshua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Eks tim identifikasi Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Bripka Dhanu Fajar Subekti, mengaku merasakan kejanggalan saat melakukan olah TKP pembunuhan Brigadir Yosua.
ADVERTISEMENT
Dia merupakan salah satu anggota Polri yang datang ke rumah dinas Ferdy Sambo usai tewasnya Yosua untuk olah TKP.
Sesampainya di TKP, ia menemukan 10 selongsong peluru dan jenazah Yosua. Namun keterangan yang ia dapatkan saat olah TKP adalah cerita dari Sambo dkk bahwa kejadian tersebut adalah tembak-menembak antara Richard Eliezer dan Yosua.
Meski mendapat cerita itu, Dhanu mengaku merasakan kejanggalan sejak awal melakukan olah TKP. Ada sejumlah fakta di TKP itu tak sesuai dengan cerita Sambo.
Terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf didampingi penasihat hukum mengikuti sidang agenda pemeriksaan saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir Yoshua di PN Jakarta Selatan, Senin (21/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Hal itu diungkapkan Dhanu saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk terdakwa Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Richard Eliezer, Senin (21/11).
"Nah Saudara, kan, juga tim identifikasi, artinya, kan, ketika mereka mengeluarkan dalil, Saudara bisa menganalisa. Di mana, sih, letak mereka bilang ini bukan tembak-menembak, tapi tembakan satu pihak saja?" tanya hakim.
ADVERTISEMENT
"Mohon izin, kalau untuk saya pribadi dari olah TKP itu, karena banyak kejanggalan, Yang Mulia," kata Dhanu.
"Baik, banyak kejanggalan. Menurut Saudara banyak kejanggalan. Ceritakan satu per satu kejanggalan yang Saudara lihat," kejar hakim.
"Pertama saya di TKP tidak menemukan barang-barang dari milik korban terus [...] Terus arah tembakan itu tidak berceceran darah Yang Mulia. Dari tembakan dari bawah dan dari atas," kata Dhanu.
Dhanu merasa hal itu janggal. Sebab disebut Yosua sempat melepaskan tembakan ke Eliezer meski posisinya sudah kena tembakan.
"Tidak ada tetesan atau ceceran darah di bawah Yang Mulia [...] Hanya satu titik darah itu saja di tubuh jenazah," kata Dhanu.
Posisi Yosua Hutabarat saat meninggal dunia ditampilkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022). Foto: Ainun nabila/kumparan
Kejanggalan lain, tambah Dhanu, adalah tak ada tembakan dari atas. Padahal dalam skenario Sambo, posisi tembak-menembak itu terjadi dengan Eliezer berada di atas dan Yosua di lantai bawah.
ADVERTISEMENT
"Hanya ada satu titik darah? Kemudian?" kejar hakim.
"Tidak adanya lubang-lubang dari tembakan dari atas ke bawah, tuh, enggak ditemukan juga lubang dari atas," jawab Dhanu.
"Tidak ada lubang yang di bawah. Lubang tembakan di bawah, padahal disampaikan bahwa itu tembak menembak posisi korban [Yosua] ada di atas," kejar hakim.
"Posisi korban yang saya dengar itu ada di bawah," kata Dhanu.
"Posisi korban [Yosua] ada di bawah sementara posisi Eliezer ada di atas?" tanya hakim.
"Di atas tangga," jawab Dhanu.
"Terus, kapan Saudara sadari hari itu, malam itu atau 3 hari kemudian?" tanya hakim lagi.
"Untuk menyadari itu sebetulnya dari melakukan olah TKP itu saya sudah," tegas Dhanu.
"Sudah paham lah dari awal bahwa ini sebenarnya ada yang tidak beres?" tanya hakim.
ADVERTISEMENT
"Siap," jawab Dhanu mengiyakan.
"Dari awal Saudara datang, Saudara sudah merasakan ada kejanggalan?" kejar hakim.
"Siap," jawab Dhanu mengiyakan.
Saksi mantan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit bersiap memberikan menjalani sidang lanjutan dengan terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Kejanggalan itu sempat ia sampaikan kepada atasannya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan saat itu AKBP Ridwan Soplanit. Tetapi tidak ada yang menjawab.
"Saya sempat di situ ada Kasat Reskrim ‘Ndan, mohon izin, ada korban pakai masker’ saya gituin. Ya pada saat itu pada diam semua enggak ada yang ngomong," kata Dhanu.
"Mohon maaf, pangkat Saudara apa?" tanya hakim.
"Bripka," jawab Dhanu.
"Atasan Saudara pangkatnya AKBP?" kejar hakim.
"Siap," kata Dhanu.
"Tadi saksi menjelaskan, saat pada olah identifikasi pertama, Saudara Kasat Reskrim sudah mengalami tekanan yang luar biasa?" tanya hakim.
"Siap," jawab Dhanu.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dia tidak tahu apa yang harus disampaikan? Tetapi Saudara tidak merasakan ada tekanan itu kan [..] karena level Saudara terlalu jauh?" tanya hakim lagi.
"Siap, tidak ada, Yang Mulia," jawab Dhanu.