Peran Masing-masing Begal Asal Lampung yang Incar Nasabah Bank

11 April 2019 14:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana konferensi Pers Komplotan Begal bermodus Gembos Ban di RS Polri Kramat Jati. Foto: Reki Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana konferensi Pers Komplotan Begal bermodus Gembos Ban di RS Polri Kramat Jati. Foto: Reki Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Unit Resmob Polda Metro Jaya meringkus 6 tersangka begal asal Palembang-Lampung yang menargetkan nasabah bank di setiap aksinya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono menjelaskan, keenam pelaku memiliki peran yang berbeda dalam kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
Tersangka B, bertugas memetakan lokasi dan memilih korban. Argo menyebut, sebelum melancarkan aksi, B berpura-pura masuk antrian bank.
"Dia mempunyai kecerdasan dalam menggambar. Jadi dia pura-pura ikut masuk antrian bank, dia gambar di dalam. Jadi kira-kira (nasabah) ambil uang berapa, jadi yang diincar yang ngambil," kata Argo di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (11/4).
B biasanya akan memilih korban dengan jumlah transaksi penarikan yang besar, antara Rp 30 juta hingga Rp 100 juta. Setelah itu, B akan berkoordinasi dengan H dan DH yang berperan sebagai pengemudi dan eksekutor.
Sejumlah tersangka dihadirkan dalam rilis kasus pencurian nasabah bank dengan kekerasan, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (11/4). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
B dan DH akan menguntit mobil korban yang saat itu bergerak dari Klender, Jakarta Timur, menuju ke arah Kuningan, Jakarta Selatan. Di sekitar traffic light, para pelaku beraksi.
ADVERTISEMENT
"Saat mobil berhenti, kaki pelaku pakai paku yang dimodifikasi, ini ditaruh di sepatu dan ditempel saat mobil berhenti. Dan ini ada (di ban mobil korban) lubangnya, ketika ditusuk, udara bisa keluar," jelas Argo.
Selain paku yang memiliki lubang keluar udara, para pelaku juga menggunakan cincin dengan ujung tajam. Cincin tersebut akan ditempelkan pada ban, sehingga saat mobil bergerak, otomatis ban mobil akan robek.
Pelaku lainnya, DD, kemudian bertugas menghentikan mobil korban. DD akan memberitahukan korban jika ban mobilnya kempes.
"Kemudian sopir akan langsung berhenti dan mengambil peralatan ganti ban. Saat ganti ban yang bocor itu, pelaku lain yang jadi eksekutor akan mengambil (uang) dari pintu kanan, kalau yang bocor di sebelah kiri," kata dia.
Sejumlah tersangka dihadirkan dalam rilis kasus pencurian nasabah bank dengan kekerasan, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (11/4). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Selain keempat tersangka, polisi juga menangkap AF yang berperan sebagai pengemudi dan E yang merupakan pimpinan komplotan atau kapten. Sang kapten ditembak mati oleh petugas karena berusaha melawan saat ditangkap.
ADVERTISEMENT
"Dia kaptennya, yang menentukan semuanya. Bank apa, dan pembagiannya, dia yang menentukan. Semuanya kerjaan kapten. Mereka mencuri antara Rp 30 juta sampai Rp 100 juta dari beberapa TKP," ungkap Argo.
Selain itu, para pelaku juga menyiapkan senjata tajam untuk berjaga-jaga jika korban mencoba melawan. Namun, hingga saat ini, belum ada korban tewas akibat aksi mereka.
Argo menjelaskan, para pelaku sudah melakukan aksinya di Gading Timur, Kelnder, Harapan Indah, dan Pondok Gede, dan masih ada lokasi lain yang masuk dalam pengembangan polisi. Akibat perbuatannya, para pelaku dikenai Pasal 365 dengan ancaman penjara 9 tahun.