Perangi Kekerasan Geng, El Salvador Perpanjang Keadaan Darurat Ketiga Kalinya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Presiden El Salvador Nayib Bukele pertama kali menerapkan status yang berlaku selama 30 hari itu, setelah kasus pembunuhan meningkat drastis.
Pekan ini, anggota parlemen melakukan pemungutan suara untuk kembali memperpanjang status keadaan darurat selama satu bulan di mulai pada 25 Juni mendatang. Rencana ini mendapatkan 67 suara dari 84 anggota parlemen.
"Kami bertekad untuk mendukung tidak hanya satu (perpanjangan), tetapi sebanyak yang diperlukan atas permintaan pemerintah karena itulah yang diminta rakyat," ungkap ketua Partai Ide Baru, Christian Guevara, dikutip dari Reuters.
Status keadaan darurat telah diperpanjang sebanyak 2 kali, masing-masing selama 1 bulan, di El Salvador. Perpanjangannya memberikan pasukan keamanan tambahan kewenangan untuk memerangi kekerasan geng yang tak kunjung mereda di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa survei menunjukkan, 70 persen warga El Salvador mendukung langkah-langkah pemerintah saat ini demi meredam kejahatan geng.
Namun, penerapan status keadaan darurat selama berkepanjangan juga menimbulkan kekhawatiran sejumlah organisasi hak asasi manusia.
Sebab, langkah itu dapat menangguhkan perlindungan konstitusional bagi warga El Salvador.
Berdasarkan data resmi, pasukan keamanan telah menangkap lebih dari 41.300 orang terduga anggota geng sejak awal penerapan keadaan darurat. Di antaranya, terdapat 1.190 anak di bawah umur.
Menurut catatan kelompok HAM, setidaknya 18 orang tewas dalam tahanan polisi pada akhir Mei. Kuota penangkapan juga telah menyebabkan penahanan massal dan penangkapan orang yang tidak bersalah.
Organisasi HAM Human Rights Watch, Amnesty International, dan Cristosal telah mengkritik tindakan ini secara terang-terangan.
ADVERTISEMENT
Mereka berpendapat bahwa tingkat kekerasan di El Salvador saat ini tidak memerlukan perpanjangan status keadaan darurat selama 30 hari lagi.
"Rezim darurat pada saat ini tidak memiliki dasar konstitusional. Tidak ada motivasi atau alasan konstitusional mengapa rezim harus terus diperpanjang," kata pengacara Cristosal, Abraham Abrego.
Penulis: Airin Sukono.