Perawat di Bulukumba, Sulsel, Diduga Lecehkan Pasien

10 Agustus 2021 12:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang perawat laki-laki berinisial SL (30) di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Tanete, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, dituding melakukan pelecehan seksual terhadap pasien berinisial ES (17). Perkara dugaan pelecehan ini sementara diselidiki aparat kepolisian.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini berawal ketika ES mendatangi PKM karena mengalami demam tinggi dan nyeri ulu hati pada Minggu (8/8) malam. Ia kemudian mendapatkan perawatan di IGD. Kedatangan ES di PKM hanya seorang diri dan tidak ditemani oleh keluarganya.
"Awalnya saya dirawat di ruang IGD. Saya demam, tifus," kata ES kepada wartawan, Senin (9/8).
Karena sakitnya lumayan parah, sehingga ES harus mendapatkan perawatan inap. Perawat SL lalu membawanya ke ruang Anggrek, padahal ES maunya dirawat di ruang Melati. Sebab, di ruang Anggrek SL takut karena tidak ada pasien lain di sana.
"Seharusnya saya di ruang Melati, malah disimpan di ruang Anggrek," ujar ES.
ES mengaku awalnya tidak menaruh curiga. Tetapi, ketika sudah sampai di ruang Anggrek, perawat ini malah mematikan lampu. Kemudian, dia tidur di samping ES lalu menciumnya. Sontak ES kaget dan memberontak ingin keluar.
ADVERTISEMENT
"Setelah dia padamkan lampu, malah tidur di sampingku, di situ dia memeluk lalu mencium, saya merasa takut dan berlari keluar meminta tolong, saya pinjam ponsel perawat lain untuk telepon suami saya," ungkapnya.
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Shutterstock
Perawat Membantah
Dikonfirmasi terpisah, perawat SL membantah tudingan dari pasien ES. Dia mengaku tidak pernah melakukan perbuatan bejat tersebut. Dia hanya melayani pasien sesusai dengan SOP yang ada.
"Soal mencium dan melecehkannya, saya tidak melakukannya itu," kata SL kepada kumparan, Selasa (10/8).
SL menceritakan, pasien ES masuk ke PKM pada pukul 19.00 WITA dan dirawat di IGD. Saat itu, SL belum masuk kerja karena dia piket malam. Jadwal SL masuk sekitar pukul 20.00 WITA.
Saat SL masuk, ia sempat bertanya kepada perawat sebelumnya terkait kondisi pasien ES yang datang ke PKM tanpa ditemani oleh keluarganya. Padahal, pasien demam tinggi.
ADVERTISEMENT
"Saya sempat tanya, di mana keluarganya. Tapi dikatakan tidak ada," ungkapnya.
Pasien masuk ke IGD PKM dalam kondisi berpakaian agak terbuka. Tidak membawa apa-apa. Pasien sempat mengeluh kedinginan dan lehernya keram karena tidak memakai bantal. Melihat keluhan ini, SL mengaku langsung membantunya dengan memberikan selimut dan bantal.
Sekitar pukul 24.00 WITA, keluarga pasien tak kunjung datang. SL pun menawarkan agar beristirahat di ruang inap. Seketika SL menerima tawaran itu, sehingga langsung dibawa ke ruang Anggrek.
"Saya antar pasien itu. Tangan kanan saya pegang botol infus dan tangan kiri memapahnya agar tidak terjatuh karena dia oleng. Jadi bukan meluk," katanya.
Awalnya SL ingin membawa pasien ke ruang Melati. Tetapi karena pertimbangan banyak keluarga pasien di ruang Melati, sehingga pasien dibawa ke ruang Anggrek agar bisa beristirahat.
ADVERTISEMENT
"Saya sarankan ke ruang Anggrek agar bisa istirahat dan dia mau. Jadi, saya langsung bawa. Tapi ketika di ruangan, cairannya itu tersumbat, jadi usap tangan dekat infus. Setelah itu, dia mengeluh sakit kepala dan saya pegang kepalanya dan panas. Jadi saya tawari untuk dikompres," tambahnya.
Saat hendak di kompres, mata pasien tertutup. SL tidak membangunkannya dan langsung menaruh kompres di dahinya itu. Kemudian, pasien terbangun dan mengaku tidak bisa tidur. Sehingga, SL pun mematikan lampu agar pasien bisa tertidur. Setelah itu, SL kembali ke ruang perawat.
"Tidak lama kemudian, ada mobil datang. Jadi saya tanyakan ke pasien karena mungkin keluarganya. Jadi pasien keluar sambil bawa infus, tapi ternyata bukan keluarganya. Setelah itu, dia pinjam HP saya dan mengaku mau telepon suaminya. Jadi saya pinjamkan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa saat kemudian, suami pasien datang dengan rombongan dan langsung menuding perawat melecehkan istrinya. Kemudian perawat dipukuli. Setelah itu, pasien dan suaminya meninggalkan PKM.
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan

Penjelasan Polisi

Sementara, Kapolsek Bulukumba AKP Asri S membenarkan adanya pelaporan korban terkait pelecehan seksual. Dia mengatakan, korban datang melapor pada Senin (9/8) dini hari.
"Benar, ada laporannya. Pihak pelapor, baik SL dan suaminya, telah dimintai keterangan. Rencananya kasus ini akan kami limpahkan ke Polres Bulukumpa," ujarnya.
Sebaliknya, perawat juga telah melaporkan kasus penganiayaan yang menimpanya ke Mapolsek Bulukumpa. Dengan demikian, kedua pihak saling lapor.